Dalam kehidupan, manusia sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka. Salah satu refleksi yang sangat menarik dan penuh makna datang dari sebuah kutipan:
"Uang dan Keadilan seperti warna emas dan warna putih. Sebagian orang sangat menginginkan dan tertarik hal yang berkilau seperti emas, menganggap remeh hal yang polos seperti warna putih. Juga ada sebagian orang menginginkan warna emas dan menganggap serius warna putih." -Ahmad Faizal Abidin
Kutipan ini menggambarkan kontras antara dua nilai besar dalam hidup: materi dan moralitas. Emas, dalam konteks ini, menjadi simbol dari uang, kekayaan, dan hal-hal yang gemerlap serta menarik perhatian. Sementara putih melambangkan keadilan, kesederhanaan, dan kemurnian hati yang sering luput dari pandangan banyak orang.
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar manusia cenderung terpesona oleh kilau "emas". Mereka mengejar uang dan kekuasaan, terkadang dengan mengorbankan nilai-nilai moral seperti kejujuran dan keadilan. Namun di sisi lain, masih ada mereka yang tetap menghargai "warna putih" orang-orang yang menjunjung tinggi nilai keadilan, integritas, dan kebenaran.
Yang menarik adalah, dalam kutipan ini juga terdapat kelompok ketiga: mereka yang bisa menghargai emas dan putih sekaligus. Artinya, mereka tetap mengejar keberhasilan dan kemakmuran, namun tidak mengesampingkan nilai-nilai keadilan dan kejujuran.
Melalui kutipan ini, kita diajak untuk merenung: dalam kehidupan ini, warna apa yang kita pilih untuk menjadi dasar langkah kita? Apakah kita akan larut dalam kemilau emas dan melupakan putih yang polos namun suci? Ataukah kita mampu menyeimbangkan keduanya demi kehidupan yang bermakna?
Kesimpulan
Hidup bukan sekadar soal apa yang tampak bersinar di mata, tapi juga tentang apa yang bersinar di hati. Mari menjadi pribadi yang mampu menghargai keindahan emas, tanpa pernah melupakan nilai putih yang tulus dan adil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI