Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melodi Kehidupan di Antara Tawa dan Tangis

2 Maret 2024   11:10 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:19 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rian menyeka air matanya, "Aku berjanji, Laras. Melodi cinta kita akan terus mengiringi langkahku. Dan aku pasti akan kembali, membawa kesuksesan untukmu dan masa depan kita bersama."

Pelukan terakhir pun terjadi, perpisahan yang diiringi janji dan harapan. Rian melangkah menaiki bis yang akan membawanya ke kota lain, meninggalkan jejak kisah cinta dan perjuangan yang mengharukan.

Perjalanan kuliah Rian tidaklah mudah. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru, jadwal kuliah yang padat, dan tantangan untuk membagi waktu antara belajar dan bekerja paruh waktu. Namun, Rian tetap teguh pada tujuannya. Ia terus termotivasi oleh mimpinya dan janjinya pada Laras.

Sementara itu, Laras tetap setia memberikan dukungan dari jauh. Mereka selalu menyempatkan diri untuk bertukar kabar dan cerita melalui telepon dan video call. Melodi cinta mereka terus bergema, menjadi pengantar rindu dan penantian.

Tahun demi tahun berlalu. Rian akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan nilai yang memuaskan. Ia pun segera kembali ke kampung halamannya, dipenuhi rasa rindu dan semangat untuk memulai babak baru dalam hidupnya.

Saat tiba di rumah, Rian disambut dengan pelukan hangat sang Ibu. Namun, ia tidak melihat kehadiran Laras. Hatinya diliputi rasa khawatir dan cemas.


"Bu, Laras mana?" tanya Rian dengan nada khawatir.

Ibu Rian tersenyum, "Laras sedang menunggumu di Taman Bermain, tempat dimana melodi cinta kalian pertama kali bergema."

Rian bergegas menuju Taman Bermain. Di sana, ia melihat Laras berdiri di bawah pohon beringin rindang, mengenakan kebaya anggun. Senyum Laras semakin bersinar saat melihat kedatangan Rian.

Rian berlari menghampiri Laras, dan mereka berpelukan dengan erat. Melodi cinta yang sempat terputus karena jarak, kini kembali bergema, lebih indah dan lebih syahdu.

"Aku kembali, Laras," bisik Rian di telinga Laras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun