Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Perhatian Media Internasional Terhadap Partisipasi Tiongkok dalam Pilpres 2024: Apa yang Dibahas?

16 Februari 2024   20:27 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam laporan dari Australian Financial Review (AFR), mereka mencatat pernyataan tidak terduga dari Prabowo Subianto saat berbicara dalam dialog Shangri-La tahun 2022 di Singapura. Pernyataan tersebut memberikan gambaran yang menarik tentang pendekatan Prabowo terhadap Tiongkok. 

Dalam dialog tersebut, Prabowo memberikan pujian kepada Presiden Xi Jinping dan Tiongkok secara umum. Pujian tersebut diungkapkan dengan nada yang tidak biasa, mengingat hubungan yang kompleks antara Indonesia dan Tiongkok serta posisi Prabowo sebagai salah satu kandidat presiden. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Prabowo mungkin memiliki pandangan yang positif terhadap Tiongkok dan kepemimpinan Presiden Xi Jinping.

Pujian tersebut juga dapat dianggap sebagai upaya Prabowo untuk memperjelas posisinya dalam hubungan dengan Tiongkok, terutama mengingat spekulasi dan ketidakpastian yang ada seputar hubungan kedua negara. Dengan memberikan pujian kepada Presiden Xi Jinping dan Tiongkok, Prabowo mungkin berusaha untuk menegaskan komitmennya terhadap kerja sama yang konstruktif dan hubungan yang harmonis antara Indonesia dan Tiongkok, meskipun dengan penekanan pada prinsip "keadilan dan saling menguntungkan" yang telah ia sampaikan sebelumnya. 

Pernyataan tidak terduga ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang pandangan dan pendekatan Prabowo terhadap Tiongkok, yang dapat memengaruhi dinamika hubungan bilateral antara kedua negara jika Prabowo terpilih sebagai presiden. Hal ini juga menunjukkan kompleksitas dalam politik luar negeri Indonesia dan hubungan regional di Asia Tenggara.

Dengan demikian, laporan dari AFR memberikan informasi yang penting tentang pernyataan tidak terduga dari Prabowo Subianto dalam dialog Shangri-La tahun 2022 di Singapura, yang memberikan gambaran tentang pendekatannya terhadap Tiongkok dan implikasinya dalam konteks politik luar negeri Indonesia dan hubungan bilateral dengan Tiongkok.

"China telah menjadi peradaban yang hebat," Prabowo mengucapkan kata-kata tersebut di depan para pemimpin militer dan pertahanan dari berbagai negara, seperti yang dilaporkan oleh AFR dalam artikel yang berjudul 'How Indonesia's Election Will Shift Cosy China Relationship' yang artinya 'Bagaimana Pemilihan Indonesia Akan Mengubah Hubungan Hangat dengan Tiongkok'.


"Mereka telah menjadi pemimpin Asia selama ribuan tahun. Saya sudah mengatakan itu berkali-kali. Pengaruh mereka menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Jadi kami mendesak semua orang untuk menghormati kebangkitan China, kembali ke posisinya sebagai peradaban besar," tambahan artikelnya.

Dalam laporan dari Australian Financial Review (AFR), dicatat bahwa Prabowo Subianto mengejar hubungan pertahanan yang lebih erat dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat. Hal ini tercermin dari pembahasan yang sedang berlangsung antara Jakarta dan Canberra mengenai kemitraan pertahanan baru, sebuah inisiatif yang muncul selama masa kepemimpinan Prabowo. Inisiatif untuk meningkatkan hubungan pertahanan antara Indonesia dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Australia, merupakan strategi yang menarik perhatian banyak pihak. Dalam konteks hubungan bilateral antara Indonesia dan AS, Prabowo tampaknya memiliki keinginan untuk memperkuat kerja sama militer dan keamanan, yang dapat membawa manfaat strategis bagi kedua negara.

Pembahasan antara Jakarta dan Canberra tentang kemitraan pertahanan baru menunjukkan komitmen Prabowo untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Barat, terutama dalam hal pertahanan dan keamanan. Kemitraan semacam itu dapat meliputi pertukaran intelijen, latihan militer bersama, transfer teknologi pertahanan, dan kerja sama dalam menangani tantangan keamanan regional. 

Langkah-langkah ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Asia Tenggara dan memperkuat posisi Indonesia dalam dinamika geopolitik regional. Dengan memperkuat hubungan dengan negara-negara Barat, Prabowo mungkin berharap untuk meningkatkan daya tawar Indonesia dalam hal diplomasi dan keamanan regional.

Namun demikian, langkah-langkah ini juga dapat menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pihak, terutama Tiongkok dan negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Tiongkok. Peningkatan kerja sama militer antara Indonesia dan negara-negara Barat dapat dianggap sebagai langkah yang mengancam kepentingan keamanan Tiongkok di kawasan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun