Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nafas Panjang Rita

5 Desember 2018   09:24 Diperbarui: 5 Desember 2018   10:13 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Tiba-tiba saja Rita tak hendak pergi setelah semua hal yang dia persiapkan. Baju yang siap pakai, make up yang lumayan natural untuk keluar dan dompet yang telah dipersiapkan dengan isinya. 

Langit juga tak mendung, semua tampak biasa saja. Hanya hatinya yang gundah. Dia ragu untuk melangkah keluar rumah. Undangan Bim-Bim lewat WA untuk mengajaknya ke suatu tempat masih membuatnya berfikir ulang dan ulang untuk mengiyakan. 

Dia tahu mereka baru tiga minggu berkenalan dan baru satu kali bertemu , itupun tak sengaja. Rita masih berusaha mempelajari siapa Bim-Bim. Dia tak ingin terjebak pesona fisik yang membuat dia menyesal saat bersama Tristan. Kemiripan antara Tristan dan Bim-Bim tak bisa dipungkiri mata. Hanya Rita tak sanggup menyandingkan secara vulgar keduanya.

Setelah menimbang dan berdoa mohon perlindungan padaNya, Rita memantapkan hati menemui Bim-Bim. Sebuah meja dengan ornamen a la Jepang berada di depan mereka berdua. Bim-Bim mengajaknya makan siang. Tak tanggung-tanggung ke sebuah resto Jepang ternama di kota itu. Agak kikuk Rita ketika harus memulai bicara. Pandanganya tertuju pada bibir Bim-Bim yang sunggingkan senyum. Seolah dia hendak menarik Rita ke hatinya yang terdalam.

Bim-Bim mulai mengambil piring dan menjumput beberapa sayur untuk dimasukkan ke kuah dengan dua rasa yang ada di depan mereka. Dia tidak menawari Rita tapi membiarkannya melihatnya dan Rita pun bersegera melakukan hal serupa. 

Ada beberapa slice ikan tuna, mie, sayuran, dan juga cumi yang diris tipis dimasukan semua . Karena Rita tak bisa memilih kuah maka dia hanya memasukkan ke panci yang tidak diberi isi oleh Bim-Bim. Ikut saja Rita mengaduk dan menunggu sampai cukup untuk dimakan.

Dilihatnya Bim-Bim makan sambil bercerita tentang teman-temannya. Rita hanya diam dan sesekali menjawab pertanyaan yang mungkin bisa dilakukan. Berjalan lagi Bim-Bim mengambil buah sebagai dessert dan Rita pun melakukan hal yang sama. Kenapa dia tak pernah dan tak juga menawariku untuk mengambil? Kenapa dia selalu melakukan hal itu sendirian seolah aku tak ada di sini? Berkecamuk Rita menahan beragam pertanyaan. Apa yang dia harapkan dengan kedatangannya disini?

" Aku baru saja mendapat kesempatan membuat hotel di kota ini....", Bim-Bim mulai bicara. Rita juga pasang telinga. Apa yang dibicarakan semua tentang bisnisnya di berbagai tempat. Rita tak ambil pusing . Dia tak ingin begitu saja percaya pada cerita dari orang yang barusaja dikenalnya. Rita hanya tersenyum dan mengulum semua pertanyaan di benaknya.

Senja berlalu dia baru tahu lewat cerita Bim-Bim bahwa dia kehilangan istrinya saat melahirkan anaknya. Ini cerita untuk apa Rita tak mau tahu. Dia hanya menghela nafas panjang saat Bim-Bim bilang bahwa dia punya saudara kembar yang juga tinggal di kota ini. Sebuah kalimat yang langsung membuat Rita menghela nafas karena fikirannya langsung tertuju pada Tristan.

Kesamaan fisik antara mereka berdua sudah cukup untuk membuat Rita curiga .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun