Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keinginanku DijawabNya dengan Menuntunku MenujuNya

2 September 2018   21:54 Diperbarui: 2 September 2018   22:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari astags.com/tag/rahmet

Terdengar ustadz menyebut beberapa kalimat yang langsung menukik ke dalam.

' Ada beberapa sebab yang membuat hati bahagia.Diantaranya adalah ihlas terhadap semua pemberian dan takdir Allah SWT dan mendoakan pemimpin kita dengan yang baik-baik, bagaimanapun kondisi pemimpin itu. Adapun tanda-tanda orang yang ihlas adalah. Yang pertama dia menyamakan antara pujian dengan cacian orang. Maksudnya baik dia dipuji ataupun dicaci dia merasa sama. Dia tidak merasa begitu kegirangan pada saat dipuji dan dia juga tidak membenci dan tidak sakit hati pada saat dicaci.Yang kedua adalah dia menyandarkan seluruh amal kebaikan hanya pada Allah.Artinya apapun kebaikan yang dia lakukan semata- mata hanya mencari ridho Allah, bukan pujian manusia.Dia beribadah apapun, sholat, shodaqoh, beramal lainya semuanya karena Allah semata. Yang ketiga , dia menguatkan hati untuk mendapatkan pahala di sisi Allah. Misalnya dia ingin sedekah, tiba-tiba saja dia merasa ingin dipuji manusia. Maka dia meminta pada Allah untuk diluruskan niatnya selanjutnya dia bersedekah. Maka dia akan memanfaatkan setiap celah waktu dan kesempatan untuk mencari pahala dari Allah. Yang ke empat adalah menyembunyikan amal apa saja yang bisa disembunyikan. Ini memang agak sulit karena sering secara tanpa sengaja seseorang memberi tahu. Misalnya dia pasang status' alhamdulillah, sudah buber dengan mie ayam', maka otomatis orang jadi tahu bahwa dia sedang berpuasa..." 

Demikian ustadz itu menjelaskan ciri-ciri orang yang ihlas. Setelah usai maka dilanjutkan dengan tanya jawab. Sambil menuggu pertanyaan Dena pun menyapa perempuan yang duduk di sebelahnya. Seorang perempuan yang juga baru pertama ikut di pengajian itu.

'Baiklah bu, nanti saya diinformasikan bila ibu pun berkeinginan ikut pengajian lagi, siapa tahu tempatnya dekat dan saya ada kesempatan maka saya pun akan ikut bersama ", kata Dena sambil mengucapkan salam saat pengajian sudah usai.

Hari itu Dena melihat benang merah antara keinginan hatinya dengan rahmat Nya yang langsung memberi jalan menuju kepada apa yang diinginkan Dena, walaupun tampak sederhana tetapi menjalani ihlas itu butuh perjuangan batin dan perilaku. Semoga Dena mendapatkan apa yang dicari. Ihlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun