Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungkan, Masih Pantaskah Kamu Marah Jika Sudah Memahami 3 Alasan Penting Ini

7 Desember 2017   12:19 Diperbarui: 7 Desember 2017   12:36 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Marah, iya itu sebuah kata yang bagi sebagian besar orang memiliki konotasi yang negatif. Kalau mendengar kata marah pasti yang terbayang adalah wajah yang memerah, kondisi yang sangat emosional. Pasti anda juga sependapat dengan saya ya, bahwa kata "marah" itu ya menyeramkan hehe.

Tapi, di artikel kali ini saya akan membahas marah dari sisi yang berbeda, saya ingin berbagi pencerahan kepada anda bahwa sebenarnya SANGAT RUGI kalau diri anda itu marah-marah. Tadi sore ketika turun dari lift sehabis saya memberikan kelas platinum hari pertama, ada telepon yang masuk ke hape saya, ternyata dari seorang teman kantor yang sedang marah karena projectnya ternyata ditolak oleh Jakarta. Saya dengarkan saja dia meluapkan marahnya, tapi saya sambil menikmati melihat indahnya hujan di depan lobby hotel.

Lalu begitu selesai dia meluapkan marahnya, saya tanya "sudah puas marahnya, apakah situasi berubah? apakah projectmu jadi disetujui? Teman saya ini jawab "ya ngga berubah". Saya jawab lagi "lantas kenapa kamu marah-marah, ngga capek itu mulut, ngga panas itu kepala, jangan-jangan abis ini tensimu naik, sensi amat sama hal kecil gitu (dengan nada bercanda)", lalu teman saya ini mulai tertawa "haha, iya ya, ya sudah lah mau marah juga tetap ditolak". Saya sering geli ketika melihat ada orang yang marah-marah karena sesuatu kejadian, misalnya baca sms kemudian marah, baca status di akun media sosial orang emosi, baca pesan di whatsapp grup tersinggung lalu ujung-ujungnya left group deh. Bahasa kekiniannya adalah "baper" alias bawa perasaan, sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit tersinggung. Apa ngga rugi ya, hari-hari diisi dengan marah seperti itu. Mikir ya..

Sebenarnya seseorang itu tidak pantas untuk marah, apalagi sampai wajah memerah dan kepala panas. Kenapa saya katakan tidak pantas untuk marah, anda bisa renungkan dari 3 alasan berikut ya. Saya harapkan anda mau membaca dengan baik-baik ya lalu resapi dan renungkan.

Pertama, Sebenarnya Rasa Marah itu ada karena dirimu sendiri yang MEMBUAT.

Semua rasa dalam diri seseorang itu mucul kalau dibuat, sebenarnya yang membuat anda marah itu bukan orang lain, bukan juga lawan bicara anda, melainkan diri anda sendiri. Contoh ya, ketika anak anda yang masih kecil masih umur 2-3 tahun menumpahkan air berisi gelas pasti anda kalem-kalem saja, tapi kalau yang menumpahkan itu pembantu anda pasti sudah marah. Kenapa kalau ke anak anda yang kecil kalem, sedangkan ke pembantu marah? Hal ini membuktikan bahwa rasa marah itu terjadi bukan karena orang lain, bukan juga karena sebuah peristiwa, melainkan karena diri anda sendiri. Lantas kenapa membuat rasa marah? Apa ngga rugi tuh, kenapa ngga membuat rasa kalem dan santai saja?

Kedua, Sebenarnya Semua Kejadian itu Hasil Tarikanmu Sendiri.

Peristiwa yang terlihat negatif, semua sms, semua whatsapp yang masuk ke dalam hapemu sebenarnya itu adalah hasil tarikanmu sendiri, jadi seharusnya tidak pantas kamu marah kepada sebuah kejadian yang sebenarnya adalah hasil dari tarikan pikiranmu sendiri. Ini sudah merupakan aturan Tuhan pada semua kejadian di semesta ini, bahwa apapun peristiwanya, siapapun orangnya yang mendekat kepada seseorang adalah hasil dari pikirannya sendiri. Kalau anda sibuk marah dengan peristiwa-peristiwa itu maka percuma saja, yang seharusnya anda lakukan anda mengubah pikiran anda, jadi ketika bertemu kejadian yang menurutmu membuat marah maka SANTAI sajalah, STOP Baper ya.

Ketiga, Marah itu bisa Memunculkan Kejelekan bagi Dirimu Sendiri.

Marah itu tidak ada yang sambil santai, marah itu pasti tidak ada yang sambil tersenyum. Marah itu pasti menaikkan tekanan darah anda dan membuat tidak nyaman, Bahkan saya mendapat sebuah artikel bahwa marah itu memiliki 8 efek negatif bagi tubuh. Yaitu, 1. Stres, 2. Penyakit Jantung, 3. Gangguan Tidur, 4.Tekanan darah tinggi, 5. Gangguan pernapasan, 6.Sakit kepala, 7. Serangan Jantung, 8. Stroke. Tuh kan ngeri ya efek dari marah, apakah anda mau meneruskan untuk marah-marah yang sudah jelas merugikan diri anda sendiri. 

Renungkan 3 Alasan Penting ini, supaya anda berhenti untuk sedikit-sedikit marah dan emosi. Sungguh sangat rugi kalau anda selalu membiarkan rasa marah itu selalu menguasai hidup anda. Semua kejadian, semua peristiwa, sebenarnya adalah NETRAL saja, tergantung bagaimana kamu menyikapinya. Mulai sekarang, berpikirlah seribu kali untuk marah. Santai saja menyikapi semuanya, dengan selalu santai dan berprasangkan baik kepada setiap kejadian maka pasti hidup kita selalu dalam kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun