sahutnya sedikit tersipu, walau sekilas kulihat semburat merah dipipinya.
"jadi begini, saya dulu punya pacar di SMA, lalu kami berpisah karena saya haruskuliah disini sedangkan dia menetap dan kuliha di SEmarang"
"oh begitu pak, pasti dia sangat berarti ya pak soalnya bapak selalu mengingatnya sampai sekarang"
"begitulah, mungkin memang kami idak berjodoh sehingga dia sudah menikah dengan orang lain"
kuteruskan bercerita dengan sesekali melihat matanya.
"tapi sudahlah, semua sudah berlalu kok, wajahmu itu mengingatkanku pada masalaluku, masa indah sekaligus masa pedihku"
Ratna seperti larut daam ceritaku, seakan dia mengerti apa yang sedangkurasakan
"sabar ya pak, memang terkadang kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan"
"tapi jangan salah paham ya Rtana, saya bercerita tanpa maksud apa-apa"
"iay pak, enggak apa-apa kok"
"terimakasih ya Ratna, sebenarnay aku sudah mengubur semua masa lalu itu dalam-dalam selama belasan tahun, tapi sampai akhirnya kulihat kamu dikelas pertama kali"