Mohon tunggu...
Agus Sastranegara
Agus Sastranegara Mohon Tunggu... Administrasi - bukan pujangga, hanya pemuja kata

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Sandal Jepit ala Jokowi

17 Februari 2018   10:25 Diperbarui: 17 Februari 2018   10:48 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang terpikirkan kita jika berbicara tentang sandal jepit?. Sandal jepit merupakan sandal yang fenomenal sejak jaman nenek kita. Sebenarnya apa sih istimewanya sandal ini?. Sandal jepit itu terkenal murah meriah, mudah ditemukan dimanapun bukan barang mewah tapi berguna dan disukai berbagai kalangan. Bentuknya yang sederhana, bahannya ringan dan tidak neko-neko bisa dibuat segala medan, pastinya bukan medang perang ya. Tahun 1990an sandal ini masih mengandalkan warna putih sebagai dasarnya dengan tali yang berwarna-warni.

Tujuannya agar menarik minat konsumen. Pemakaian sandal ini biasanya digunakan untuk suasana santai baik dirumah maupun dijalan. Kelemahannya hanya satu menurut penulis, talinya mudah putus itu saja. Wajar sih harganya juga murah meriah, dulu sih ditahun 90an harganya sekitar 5ribuan sampai 10ribuan. Dengan berkembangnya zaman, sandal jepit ini masih ada dan dipakai oleh masyarakat. Filosofi sendal jepit itu terjangkau, murah, membumi dan bisa dipakai semua kalangan baik muda tua, pejabat maupun rakyat biasa.

Beberapa waktu yang lalu pada bulan Desember sempat tertangkap kamera orang nomer satu di Indonesia ini memakai sandal jepit pada saat memancing bersama keluarga di Raja Ampat. Netizen pun heboh dengan berbagai tanggapannya, bahkan ada yang sampai "kepo" dengan harganya. Namanya juga netizen, selalu saja ada yang bisa dikritisi. Beberapa hari kemudian Presiden Jokowi kedapatan memakai sandal jepit di Bali. Jika pada saat mancing kemarin menggunakan warna putih dan biru, kini sandal jepitnya berwarna ungu, wah bapak ini suka yang beda ya. Apabila sandal jepit dipakai oleh orang awam mungkin sudah wajar dan bukan suatu hal yang aneh.

Akan tetapi sekelas Presiden gitu lho, pakai sendal jepit untuk jalan-jalan. Padahal beliau bisa saja pakai sandal yang harganya jutaan kan pak, yang bermerk gitu biar nampak kelasnya. Kenapa tidak memakai seoatu buatan luar negeri gitu lho, jalan-jalannya juga jangan didalam negeri. Seperti pejabat-pejabat lain itu kalau liburan bisa keliling Eropa, selfie di menara Eiffel atau ke menara Pizza di Italy. Penulis yakinlah uang bukan masalah buat bapak, tanpa jadi Presiden juga bapak sudah punya usaha mebel toh. Kalau hanya beli sendal mewah sih tinggal tunjuk aja atau tinggal klik di smartphone bapak. Buka online shop yang lagi menjamur sekarang ini.

Akan tetapi beliau tidak melakukan itu semua, toh Pak Jokowi lebih enjoy dan nyaman emakai sandal jepit murah meriah sama seperti yang dipakai rakyat biasa. Mungkin bagi beliau kenyamanan adalah hal nomor satu dalam hidupnya. Penulis bukanlah simpatisan atau fans berat kepada seseorang publim figur, penulis hanya melihat dari sudut pandang yang lain. Sebagai warga negara, kita pasti tau gaya Presiden kita yang satu ini, terlihat sederhana, tidak neko-nego, suka blusukan kedaerah-daerah. Apabila hal ini dilakukan pada saat kampanye, mungkin orang akan menilai sebagai pencitraan. Akan tetapi setelah beberapa tahun tetap saja beliau melakukan kebiasaan tersebut.

Apa yang ingin disampaikan dari makna pemakaian sandal jepit ini?. Secara tidak langsung Pak Jokowi ingin terlihat sama dengan masyarakatnya dalam bahasa lain nya merakyat. Beliau ingin menampilkan bahwa Presiden juga manusia biasa, beliau juga seolah mengatakan kesederhanaan tanpa memandang jabatan seseorang. Pak Jokowi ingin menegaskan beliau dekat dengan rakyat, ingin merasakan bagaimana kehidupan sehari hari rakyatnya.

Sandal jepit yang murah terjangkau juga mengisyaratkan beliau tidak ingin ada jarak pemimpin dengan rakyatnya. Sandal jepit bisa digunakan dalam segala medan, artinya beliau dengan segala kesederhanaanya ingin bisa menghadapi berbagai masalah bwrsama rakyatnya, bukan seperti pejabat yang membuat UU kemarin yang tidak mau dikritik. Swlain itu Sandal jepit itu tidak akan pernah sama bentuknya, akan tetapi selalu berjalan beriringan, berjalan bersama. Artinya, walauoun banyak politisi yang berbeda haluan dengan oemerintah, walaupun rakyat Indonesia terdiri dari beragam suku toh tetap bisa berjalan bersama dibawah naungan Pancasila. 

Pada akhirnya semua kembali kepada rakyat dalam menilainya, jika tidak menyukai pasti akan berpendapat negatif akan tetapi bagi yang menyukainya pasti akan tambah menyayangi Presiden yang merakyat. Dan bagi penulis yang suka mengamati hal-hal yang terjadi, hanya sekedar menuliskan apa yang dilihat.  Karena masyarakat Indonesia tidak akan menyukai orang yang sombong, suka pamer dan sebaliknya masyarakat akan mudah berempati dengan hal-hal yang mempunyai persamaan dengan kondisi rakyat sekarang yang sederhana, rendah hati, pemaaf kahs orang Indonesia. Yang pasti semua itu harus natural dan tidak dibuat-buat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun