Desa ini memiliki masyarakat golongan sosial khusus atau coraknya cepat bersosialisasi dengan masyarakat luar, mudah beradaptasi. Generasi mudanya sangat kreatifitas seperti waktu anak SMA negeri Puding Besar berkreasi mengikuti karnaval budaya memperingati hari kota Sungailiat, mereka mendapat predikat pertama pada karnaval tingkat Kabupaten.Â
Demikian juga karnaval budaya tingkat umum se-Kabupaten Bangka tahun 2019, Puding Besar mendapat juara pertama dengan membawakan tari Kedidi Tanah Bawah.
Puding Besar di kenal sebagai masyarakat agamis. Agama yang tumbuh dan berkembang adalah Islam. Kebudayaan Puding Besar sangat kaya. Desa ini biasanya sepi dari hari senin hingga kamis, karena kaum pria mereka lebih banyak tinggal dikebun yang berada jauh ditengah hutan, pada hari jumat barulah mereka pulang untuk menunaikan sholat jumat berjamaah.Â
Masyarakatnya sebagai mahluk sosial yang patuh pada adat istiadat dan aturan pemerintahan. Mereka saling memahami lingkungan yang dihadapinya melalui perangkat desa, sesepuh, tetua adat, dan sebagainya. Digunakan sebagai rujukan atau pedoman dalam bertindak (dalam bentuk kelakuan dan bentuk-bentuk menjalankan kebudayaan daerahnya) sesuai dengan adat istiadat yang turun temurun. Intinya, kebudayaan daerah ini merupakan patokan nilai-nilai etika dan moral dari masa lampau, dan etika dan moral dijalani dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju ke masa mendatang.