Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puding Besar

26 Januari 2021   08:17 Diperbarui: 31 Januari 2021   09:06 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beginilah keadaan tiap kampung/desa di Babel (foto:agusyaman)

Cerita lain yang ramai diperbincangkan adalah kala sebuah truk masuk ke dalam jurang, dan orang-orang kampung sedang beramai-ramai berkerumun melihat Haji Sahaq hanya dengan menggunakan seutas tali tambang menarik keluar truk tersebut. 

Ia juga mampu melakukan sulap/sihir hanya dengan menggenggam serumpun rumput dan kala dilepaskan rumput tersebut menjadi puluhan Lipan. Banyak lagi kisah-kisah kala ia mengusir penjajah dari kampung Tanah Bawah dan Puding Besar hingga keluar pulau Bangka melewati Mentok ke Palembang melewati pelabuhan Muntok.

Waktu saya kecil kelas 6 SD, saya pernah sekali melihat cucunya Haji Sahaq (kakak kakek saya) ketika melayat ke rumah saya kala ayah saya meninggal dunia. Samar-samar saya masih ingat bentuk wajah dan penampilannya. Setelah hari pemakaman, 2 orang kakak saya ingin belajar kanuragan kepada anak Haji Sahaq tersebut. 

Haji Sahaq dikenal memberikan ilmu kanuragan dan beladiri hanya dengan cara menyentuh lengan orang yang ingin belajar. Hanya dengan sentuhan orang tersebut langsung bisa ilmu kanuragan dan bisa beladiri (sekarang saya bisa menyimpulkan kenapa hanya dengan sentuhan mereka bisa menguasai ilmu Budi Suci dan ilmu beladiri? karena di masa penjajahan, masyarakat kita membutuhkan ilmu beladiri secara instan untuk membela diri dan melindungi masyarakat sekitarnya. Jika belajar secara biasa membutuhkan waktu bertahun-tahun).

Kakek itu menolak keinginan kakak-kakak saya dan mengatakan, "kalian tidak akan kuat membawa ilmu ini. Biarlah ilmu ini hilang/musnah diakhir hidup saya."

Ilmu yang kakek kuasai adalah "Budi Suci". Oleh karena itu, di masa sekarang ini tidak ada lagi orang yang dapat menguasai Budi Suci, karena mereka yang memiliki ilmu ini hanya digunakan pada masa lalu untuk memerangi kejahatan/penjajahan dan membantu yang membutuhkan. Nama Budi Suci dikarenakan ilmu ini khusus bagi orang yang memiliki kesucian hati dan pikiran.

Perlu diketahui, kakek ini pernah menyentuh pundak cucu perempuan yang ia sayangi yang sekarang sudah berusia sekitar 70 tahunan. Dulu, perempuan ini pernah ditabrak motor, tapi motor yang terpental dan ia tidak mengalami luka apapun demikian juga yang mengendarai motor. Saya pernah menanyakan bagaimana caranya?, dan ia mengatakan, "saya tidak tahu apa-apa."

Saya menceritakan Haji Sahaq sebagai pengetahuan jika desa Puding Besar adalah desa yang unik, memiliki masyarakat yang berkarakter. Demikianlah sebagian kecil keunikan cerita pendekar dari desa Puding Besar. Sekarang di desa ini sudah ada beberapa pendatang yang sudah berbaur dengan desa tersebut, dan ini menjadi bagian penting menjadikannya satu kesatuan. Gabungan dari beberapa pendatang ini menjadi pembentuk identitas dari daerah tersebut dalam kemajuan zaman.

Desa ini dikenal dengan masyarakatnya yang baik dan bersahaja, desa ini unik karena ia menjadi tempat pemisah jalan antara Pangkalpinang dan Sungailiat jika perjalanan menuju atau dari Kota Mentok, Bangka Barat. Puding Besar masih kuat memegang kemurnian adat tradisinya. Sejak pemekaran di Provinsi Bangka Belitung, desa Puding Besar berubah menjadi Kecamatan.

Asal usul nama Puding Besar masih belum terkuak, apa hubungan desa ini dengan kue "Puding"? ada hubungannya atau tidak, kue puding yang kita kenal adalah hidangan penutup yang di buat dari bahan yang di rebus atau di kukus. Kata puding juga berasal dari bahasa prancis. Umumnya, bahan baku puding susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, dll. 

Di Indonesia terdapat berbagai jenis puding rasa tradisional menggunakan bahan kelapa muda, gula merah, santan, tapai, dll. Sedangkan di desa Puding Besar tidak memproduksi atau tidak menjual dalam skala besar kue ini, jadi jelas menurut pandangan saya tidak ada hubungannya kue Puding dengan desa Puding Besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun