Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontrol Diri Pemimpin dalam Komunitas

12 Januari 2021   07:47 Diperbarui: 12 Januari 2021   07:57 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi musyawarah antara ketua dan anggota kombud (foto: agusyaman)

Membentuk komunitas atau lembaga seni budaya atau sanggar seni budaya secara umum/mendasar haruslah merujuk pada prinsip pemilik dan anggota-anggotanya, dan yang harus dimiliki pemilik komunitas adalah modal, keahlian/skill, pengetahuan, relasi dan jiwa kepemimpinan.

Biasanya, permasalahan yang sering terjadi adalah mandirinya suatu komunitas. Komunitas harus bisa membiayai diri sendiri, harus bisa mencari modal dan keuntungan sendiri tanpa bantuan pemerintah atau pun swasta. 

Untuk itu, biasanya komunitas menjual karyanya, kerajinan dan keahliannya dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan. Oleh karenanya, banyak orang beranggapan jasa sanggar seni itu "murah meriah". Akan tetapi, jika mereka (individu atau komunitas) sudah memiliki nama besar barulah harga dapat dinaikkan sesuai keinginannya.

Pentingnya kemandirian suatu komunitas adalah agar terjamin kesejahteraan orang-orang dalam komunitas dan membuat mereka semakin kreatif menciptakan karya.

Kontrol manajemen juga sangat penting. Seorang manajer diperlukan suatu komunitas, namun biasanya komunitas budaya tidak mempekerjakan manajer dalam bertugas/mengatur komunitasnya, dengan alasan akan mengeluarkan biaya tambahan. Semua ditangani oleh pimpinan/pemilik komunitas, dapat juga diwakilkan oleh orang kepercayaan atau orang-orang dalam komunitas. Ini sering terjadi, saat ada pertemuan-pertemuan antar komunitas, salah satu komunitas akan mengirimkan anggotanya.

Komunitas budaya memiliki satu orang pemilik/yang berkuasa, dan sudah pasti tidak bisa dilepaskan dari pemilik/pendiri komunitas tersebut. Proses dimana semua anggota seharusnya memiliki hak setara dalam pengambilan suatu keputusan tidak diberlakukan, karena komunitas dikuasai oleh pendirinya atau perorangan. Kecuali pemilik komunitas meninggal dunia atau menyerahkan sendiri komunitasnya kepada orang lain. Namun dalam proses penciptaan karya semua anggota memiliki hak setara dalam masukan atau penolakan atau kritikan.

Sikap adil dan bijaksana pemimpin selalu diharapkan anggota-anggota komunitas, dengan menampakkannya kepada seluruh anggota, sedangkan tiap anggota pasti ingin mendapati kesejahteraan dan kebahagiaan dalam komunitasnya, karena selain menyukai pekerjaan sampingan ini, dapat juga menyalurkan hobinya. Mereka juga butuh materi dari pekerjaannya untuk kesejahteraannya. Selain itu mereka butuh perhatian, kesenangan dan kebersamaan.

Pemimpin harus mampu mengontrol anggota komunitas, walau kekuasaan penuh atas anggota tidak dapat dipaksakan untuk mengikuti semua kemauannya, yang mana kekuasaan tersebut untuk kepentingan pribadi. Komunitas hanyalah kelompok sosial yang ada dilingkungan masyarakat, umumnya berisikan individu-individu yang memiliki ketertarikan terhadap suatu bidang.

Pemimpin yang buruk atau egois atau mementingkan diri sendiri dalam segala permasalahan di dalam atau di luar komunitas termasuk keuangan, harus siap ditinggalkan anggota-anggotanya, karena problem yang rawan dalam tiap komunitas adalah keuangan dan kejujuran. Pemimpin harus siap menghadapi keterpurukan dan harus bisa menyelesaikannya tanpa pertengkaran.

Uang telah menjadi ancaman bagi tiap orang dalam komunitas, walau komunitas tersebut sudah terbangun puluhan tahun. Letupan-letupan dalam hati dan omongan di belakang pemimpin sudah pasti terjadi. Jika dibiarkan, maka anggota komunitas akan runtuh, sistem pengendalian yang dijalankan selama ini akan beralih kepada anggota-anggota yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun