Sayang, hanya Rumah Abu Han yang terbuka untuk publik. Rumah itu bisa dikunjungi. Dua lainnya tidak menerima kunjungan dari luar keluarganya.
Di Rumah Abu Han, Begandring Soerabaia menggelar kelas sejarah. Tepatnya di ruang tunggu. Ada sesi presentasi yang berisi materi-materi sejarah yang tematik. Presentasi ini sangat menarik karena banyak sekali data dan sumber tersembunyi yang disajikan.
Para subtracker ada yang duduk di lantai yang menurut keterangan didatangkan dari Italia. Sementara lainnya duduk di kursi jati yang usianya seratus tahun lebih.
Usai mengakhiri kelas sejarah, kami berfoto bersama. Di depan Rumah Abu Han, saya melihat ada sepeda torpedo lawas yang terparkir di pedestrian. Sepeda itu ternyata milik Dedy "Kopral" Risdianto, seorang perajin aksesoris berbahan kulit terkenal di Surabaya.
Saya sempat menjajal sepeda itu. Melintas sepanjang Jalan Karet. Rasanya sungguh menyenangkan dan mengembirakan. Seperti halnya kegembiraan saya menikmati jalan-jalan menyisir kawasan Pecinan ini. (agus wahyudi)