Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Imlek, Menyisir Kawasan Pecinan sambil Belajar Sejarah

23 Januari 2023   17:36 Diperbarui: 24 Januari 2023   15:42 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Abu Han di Jalan Karet, Surabaya. foto:dedi angga

Namun ada cerita lucu. Suatu ketika, Dahlan semasa di Kembang Jepun pernah ditegur pesuruh. Namanya Suryadi. Saya kenal baik dengan dia semasa masih bekerja di Radar Surabaya.

unibank-63ce629308a8b56f041cca33.jpg
unibank-63ce629308a8b56f041cca33.jpg
Gedung eks Uniebank yang kini ditempati Radar Surabaya. foto: dedi anggaCeritanya, pagi itu, Suryadi melihat Dahlan duduk di tangga sambil baca koran. Kala itu, Suryadi tak kenal siapa Dahlan. Karena dia baru masuk di Jawa Pos. Suryadi meminta Dahlan berpindah tempat karena tangga itu dipakai orang lewat.

Dahlan lalu bangun dan pindah di lobi. Kali ini Dahlan duduk sambil kakinya diselonjorkan di atas meja. Masih membaca koran juga. Suryadi geram, lalu menghampiri Dahlan lagi  seraya bilang dengan nada agak meninggi," Pak, ini kantor bukan warung!"

Dahlan tidak marah, hanya bilang, "Oh ya, terima kasih dik." Dahlan lalu pergi ke ruang redaksi. Kali ini lebih nekat lagi. Dahlan duduk di atas meja yang biasa dipakai rapat redaksi sambil baca koran.

Suryadi yang melihat itu bergegas masuk karena ingin mengusir Dahlan lagi. Namun kenekatannya rupaya terlihat Oemiyati, sekretaris redaksi Jawa Pos. Mbak Umi, begitu panggilan karibnya.

"Sur, iku ngono bosmu. (Sur, dia itu bosmu, red)," kata Umi.

"Pancen mokong wong iku mbak, ket maeng iku. (Memang kurang ajar orang itu mbak, dari tadi seperti itu, red)," jawab Suryadi.

"Wes, mrono o, tak urusane (Sudah kamu ke sana, saya yang ngurusi, red)," ucap Umi yang tersenyum melihat kenekatan Suryadi.

Kuliah sejarah di Rumah Abu Han. foto: zaki yamani
Kuliah sejarah di Rumah Abu Han. foto: zaki yamani

Masih dengan kegembiraan. Para subtracker diajak menyisir Jalan Karet, jalan tertua di kawasan Pecinan. Letaknya di tepian Kalimas yang dulu dikenal sebagai jalur urat nadi perekonomian, perdagangan, perhubungan dan pembangunan.

Di Jalan Karet inilah, para peserta diajak mengunjungi rumah-rumah peradaban kuno etnis Pecinan. Di antaranya Rumah Abu Han, Rumah Abu The dan Rumah Abu Tjoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun