Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Genjot Jualan Online Setelah Ekosistem Bisnis Offline Hancur

17 Mei 2021   15:05 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:07 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas produksi di Diah Cookies di masa pandemi yang terus berjalan. foto: dok/diah cookies  

Pandemi covid-19 yang memasuki tahun kedua, merupakan keadaan di luar perkiraan semua orang. Tak terkecuali dengan pelaku usaha. Baik yang pelaku usaha baru maupun pelaku usaha yang sudah established.

Dampak yang dirasakan pelaku usaha akibat pandemi ini sangat besar. Yang paling besar adalah ekosistem bisnis offline mereka hancur lebur. Ini setelah muncul banyak aturan yang membatasi ruang gerak para pelaku usaha.

Ditiadakan event-event yang mendatangkan kerumunan orang dan pembatasan fisik lain, membuat ruang gerak pelaku usaha mendulang pendapatan makin sulit. Buntutnya, omzet mereka pun melorot tajam.

Kondisi krisis ini membuat pelaku usaha berpikir keras mencari alternatif mempertahankan dan bahkan meningkatkan pendapatan. Salah satunya, memanfaatkan internet dan teknologi informasi (TI).

Pembatasan sosial mengakibatkan cara pemasaran konvensional menjadi sangat terbatas. Solusinya, pelaku usaha menggunakan instrumen digital untuk menggenjot pemasaran dan penjualan. Hasilnya pun cukup menjanjikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait persentase perusahaan yang menggunakan internet dan TI untuk pemasaran menyebutkan, sebanyak 47,75 perusahaan sudah menggunakannya sebelum covid-19 sampai sekarang, tidak menggunakan (46,5 persen) dan baru memulai saat covid-19 (5,76 persen).

Fakta lain menyebutkan, tidak semua tidak semua bisnis meradang dan gulung tikar di masa pandemi. Bagi pebisnis yang sudah memanfaat teknologi digital, pandemi justru menjadi berkah yang berlipat-lipat bagi mereka.

Baca juga: Kisah Perempuan Pelaku Usaha yang Jual Kue sampai Istana

Salah satu usaha yang meraup berkah di masa pandemi adalah Diah Cookies. Pemiliknya, Diah Arfianti, pelaku usaha kreatif asal Surabaya. Memulai usaha kue kering rumahan sejak tahun 2010.

Diah ikut pelatihan Pahlawan Ekonomi, program pemberdayaan ekonomi perempuan dan keluarga yang diinisiasi Tri Rismaharini (kini Menteri Sosial RI).

Di Pahlawan Ekonomi, Diah belajar digital marketing mulai nol. Bekal dan  pengalaman belajar digital marketing sangat membantu menjalankan roda usaha di era pandemi.

Internet menjadi tulang punggung bagi pengembangan usahanya. Connectivity dirasakan benar oleh pelaku usaha kecil seperti dia untuk memperbesar pasar.

Diah merasakan lamanya berpuasa dan belajar terkait sulitnya meraih omzet dari kanal digital. Awalnya hanya menggunakan instrumen digital sekitar 30 persen saja. Sisanya, 70 persen dilakukan melalui aktivitas offline seperti bazar, pameran, dan lainnya.

Namun dalam penjalanan, sekitar 80 pendapatan Diah Cookies dari penjualan online (termasuk penjualan on the spot), dan 20 persen penjualan offline. Kini, Diah Cookies punya tiga orang tenaga admin yang melayani pesanan online.

Produk-produk Diah Cookies telah di-review sejumlah selebritis papan atas di Indonesia melalui akun IG-nya masing-masing. Di antaranya, Raisa, Nagita Slavina, Daniel Mananta, Ersa Mayori, dan Irish Bella.

Baca juga: Cerita Eks Satpam Toko Nam yang Kini Jadi Juragan Kue Kering

Lebaran tahun ini, penjualan produk Diah Cookies mengalami kenaikan signifikan. Pasalnya, Diah bisa menjual 21 ribu stoples. Lebih besar dari penjualan pada Lebaran tahun sebelumnya sebanyak 17 ribu stoples.

Harga jual kue kering Diah Cookies sebesar Rp 80 ribuan. Jadi, bisa dihitung, setidaknya omzet Diah Cookies tembus Rp 1,6 miliar. Raihan yang fantastis untuk kelas usaha kecil mikro menengah (UMKM).

***

Ilustrasi foto:travelista.id
Ilustrasi foto:travelista.id

Potret Diah Cookies hanyalah sedikit gambaran betapa kehadiran internet telah membantu para pelaku usaha kecil dan menengah di saat pandemi seperti sekarang ini.

Pada prinsipnya, pandemi mengharuskan pelaku usaha adaptif dengan keadaan. Mereka juga dituntut belajar lebih banyak. Bekerja lebih cerdas, lebih produktif dan lebih efektif.

Riset enciety Business Consult (eBC) menunjukkan bahwa internet semakin dibutuhkan oleh penduduk bahkan di luar Pulau Jawa, guna menunjang aktivitas belajar, bekerja, bisnis, dan hiburan.

Sayangnya, penyediaan jaringan internet yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Ketersediaan fixed broadband hanya sebesar 9,66 juta atau sekitar 3,60 persen dari total populasi penduduk. Artinya, jaringan internet masih belum merata ke daerah-daerah di Indonesia.

Baca juga: Kecepatan Internet Sering Dikeluhkan Pelanggan, Kenapa?

Sebagian besar penyedia layanan internet hanya membangun jaringan fiber di lokasi-lokasi yang bisa memberikan keuntungan secara bisnis. Baru Telkom melalui layanan fixed broadband IndiHome yang menyediakan jaringan internet dari Sabang hingga Merauke.

IndiHome juga menyediakan beragam kecepatan internet yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap aktivitas masyarakat.

Lewat sederet aksi nyata IndiHome mampu menguasai 85,4 persen market share layanan fixed broadband di Indonesia sampai akhir 2020. Angka itu lebih tinggi dibandingkan market share penyedia layanan internet fixed broadband lain, seperti FirstMedia yang hanya 6,9 persen, myRepublic 2,8 persen, Biznet 2,5 persen, MNC Play 1,7 persen.

Penyedia layanan internet lain diharapkan juga bisa bersinergi dengan pemerintah dalam menggarap pasar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. (agus wahyudi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun