Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Kapten TNI yang Berkiprah di Liga Indonesia

4 Maret 2021   14:00 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:20 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Khusen.foto:pshw

Mendung menggelayuti bumi Sidoarjo. Hujan semalam masih membekas. Rumput-rumput dan dedaunan berembun. Angin berhembus tipis. Mentari merangkak dan mulai meninggi. Genangan masih tersisa di sejumlah ruas lapangan.

Pagi itu, puluhan pemain sepak bola  anggota TNI AD, berkumpul di Lapangan Arhanudse 8/Sidoarjo. Derai tawa mengiringi. Seperti biasa, sebelum latihan mereka berdoa. Lewat sekali teriakan, mereka kemudian membentuk lingkaran. Melakukan stretching. Disusul lari mengelilingi lapangan.

Beberapa menit kemudian, mereka memainkan teknik dasar dribling, passing, dan shooting. Disusul sesi latihan berupa rondo atau kucing-kucingan. Dalam latihan rondo, para pemain yang kena kolong dihukun push-up.

Latihan dipimpin Muhammad Khusen. Seorang perwira TNI AD berpangkat kapten. Khusen juga menjabat asisten pelatih PS Hizbul Wathan (PSHW) yang berlaga di Liga 2. Mendampingi Yusuf Ekodono, mantan bomber Timnas Indonesia yang juga legenda Persebaya.           

Saat kompetisi jeda hampir setahun karena pandemi covid-19, Khusen memang kembali ke kesatuannya. Selain berdinas, dia juga melatih klub PSAD.

Khusen bisa dibilang satu dari segelintir orang yang mengawali karir sepak bola dari militer. Bukan seperti Rahmad Darmawan yang lebih dulu moncer sebagai pemain sepakbola, lalu bergabung dengan TNI. Atau pemain-pemain yang profesional yang kemudian menjadi anggota TNI, di antaranya Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Frets Butuan, dan Ahmad Nufiandani.

Di skuad PSHW 2020 diperkuat beberapa anggota TNI. Ada 7 pemain dan 1 asisten pelatih yang berstatus militer. Mereka yang memperkuat klub berjuluk Laskar Matahari itu sudah menjalani debut pertama di Kompetisi Liga 2 melawan Persijap Jepara pada Februari 2020.

Para pemain dari TNI di PSHW direkrut bareng 400-an pemain sepak bola lain yang ikut mendaftar seleksi. Mereka berasal dari berbagai daerah, di antaranya Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, Malang, Madura, Padang, dan Papua.

Hanya, kompetisi Liga 2 2020 akhirnya tak berlanjut. Ini menyusul pandemi covid-19. Seluruh aktivias sepak bola di Tanah Air berhenti total. Hingga PSSI kemudian Liga 2 2020 dibubarkan. Diganti kompetisi Liga 2 2021  yang sampai sekarang belum jelas jadwalnya.

M Khusen (jongkok dua dari kiri) bersama legend Deltras. foto:suryakabar.com  
M Khusen (jongkok dua dari kiri) bersama legend Deltras. foto:suryakabar.com  

Tujuh Musim di Deltras 

Muhammad Khusen lahir di Lamongan, 6 April 1977. Dia main sepak bola sejak tahun 1994. Selepas SMA, dia melanjutkan sekolah Bintara di Bandung. Setahun kemudian, dia ditempatkan di Batalyon Arhanudse 8/Sidoarjo.

Kemampuan sepak bola Khusen benar-benar ditempa saat dia memerkuat PSAD yang mengikuti Kompetisi Internal Persebaya. Bersaing dengan klub-klub ternama seperti Assyabab, Indonesia Muda, Suryanaga, PSAL, Sasana Bhakti, dan lainnya.

Khusen beberapa kali mengikuti seleksi pemain Persebaya. Akan tetapi, dewi fortuna belum berpihak pada dirinya. Beberapa kali ikut seleksi, dia tak lolos seleksi. Khusen tak patah arang. Tetap berlatih keras dan tampil all out menjalani laga.

Khusen lantas mengikuti seleksi pemain Deltras Sidoarjo. Klub yang berdiri pada tahun 1989. Mendapat julukan The Lobster. Dia diterima dan mulai berkarir di Liga Indonesia, kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Tanah Air kala itu.

"Kalau melukiskan perasaan saya saat itu, ya terharu dan bangga. Karena waktu itu, saya satu-satunya militer bisa bergabung dengan tim liga teratas di Indonesia," ungkap Khusen.

Khusen benar-benar merasakan atmosfer kompetisi yang ketat. Bersaing dengan pemain lokal dan asing. Selama tujuh musim dia memperkuat Deltras Sidoarjo.

Khusen kemudian hijrah ke Gresik United. Ikut Kompetisi Liga 2. Perjuangan berat harus dilalui Khusen. Bertanding dengan jadwal yang ketat. Mengangkat pamor klub di Kota Pudak tersebut.

Setelah dari Gresik United, Khusen kembali ke Deltras Sidoarjo. "Waktu itu, Deltras turun kasta ke Liga 2. Alhamdulillah, setahun melakoni kompetisi, Deltras kembali ke Liga 1 lagi," ujar Khusen.

Petualangan Khusen berikutnya dia bergabung ke Mitra Kukar. Ketika itu, Persebaya yang menjadi tim ISL, memboyong mayoritas pemain Mitra Kukar memperkuat Persebaya. Sayangnya, satu musim kompetisi belum bisa membawa Persebaya naik ke Liga 1. Khusen kemudian bergabung ke Persegres.

M Khusen (berdiri kanan) bersama skad PSHW.foto:pshw
M Khusen (berdiri kanan) bersama skad PSHW.foto:pshw

Pelajaran dari Laurent Hatton

Muhammad Khusen menyadari berkarir sepak bola ada batasnya. Karena itu, dia mulai merintis untuk menjadi pelatih. Setelah sekolah perwira, dia mengikuti kursus kepelatihan.

"Saya bermain mengambil lisensi D nasional, C nasional, B nasional," katanya.

Khusen melatih di PSAD, mengikuti internal Persebaya. Dia mampu membawa PSAD bercokol di papan atas Seri A kompetisi tersebut. Setelah resmi pensiun menjadi pemain sepak bola, Khusen mengambil kursus lisensi C AFC, B AFC.

Kemampuan Khusen diuji saat dia menjadi asisten pelatih Deltras Sidoarjo yang berlaga di Liga 3. Tak lama, Khusen mendapat tantangan baru. Menjadi asisten pelatih PS TNI. Dia merasakan bekerja sama dengan dua pelatih asing, yakni Ivan Kolev dan Laurent Hatton.

Banyak pengalaman dipetik selama menukangi PS TNI. Yang dirasakan Khusen jika bekerja dengan pelatih asing itu betapa kedispilinan menjadi kunci.

Khusen lalu cerita pengalaman menjadi asisten Laurent Hatton. Saat itu, tugas dia sebelum latihan adalah mengabsen pemain. Siapa yang cedera, sakit, atau izin. Tiba-tiba pas hari "H" latihan, Laurent mengecek catatan yang diberikan Khusen dengan pemain yang ikut latihan berbeda. Khusen tidak melaporkan pemain yang izin mendadak jelang berangkat latihan.

"Pengalaman itu menjadi pelajaran bagi saya. Saya diminta tidak mengulangi dan harus memberi laporan detail," ujar Khusen.

Setelah beberapa musim di PS TNI, Khusen kembali ke kesatuan dan melatih PSAD lagi. Tahun 2019, dia dikontak coach Hanafing (Direktur Teknik PSHW). Ditawari bergabung dengan PSHW. Berikut mengajak sejumlah anak asuhnya ikut seleksi.

Khusen tak keberatan. Dia kemudian dikontak Presiden PSHW Dhimam Abror Djuraid. Intinya sama, tawaran bergabung di klub milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu. Hingga terbentuk skuad klub yang berjuluk Laskar Matahari tersebut.

Khusen ditunjuk sebagai asisten pelatih, mendampingi Yusuf Ekodono. "Saya senang bisa bergabung dengan PSHW. Keluarga saya juga sangat mendukung," tutur dia.

Bagi Khusen, PSHW punya prospek cerah. Karena memiliki jaringan luas di bawah bendera Muhammadiyah. Jika dioptimalkan, PSHW tak akan kesulitan mendapatkan pemain-pemain berkualitas.

Bagi dia, kunci sukses pemain sepak bola itu ada empat. Harus militan, mau bekerja keras, mengeluarkan semua kemampuan, dan jangan lupa berdoa. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun