Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klaim Vaksin Covid-19 dan Publik yang Makin Letih

5 Agustus 2020   17:49 Diperbarui: 6 Agustus 2020   00:54 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto:avrist.com

Karena publik sudah teramat lelah. Lima bulan dalam kepungan wabah. Mengendap sembari berharap dijauhkan dari bala dan petaka. Tak salah bila kabar temuan vaksin itu sangat menggemparkan. Membuat banyak orang penasaran.

Barangkali itulah yang mewakili jutaan orang di Indonesia di masa pandemi. Tatkala ada klaim temuan vaksin Corona (Covid-19). Melalui wawancara Erdian Aji Prihartanto alias Anji, musisi dan Youtuber, dengan Hadi Pranoto. Video berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid 19 Sudah Ditemukan!! (Part 1)" diposting di channel Dunia Manji. Video itu sempat viral. Memicu kontroversi.   

Hadi Pranoto, pria yang mengklaim ahli mikrobiologi. Dia juga disebut seorang profesor, sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19. Cairan antibodi yang ditemukannya telah menyembuhkan ribuan pasien positif Corona. Dia juga mengklaim antibodi Covid-19 berbahan herbal itu telah disalurkan di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Penagasan Hadi Pranoto memantik reaksi khalayak luas. Karena dianggap kontroversial. Saking hebohnya, YouTube akhirnya menghapus video tersebut. YouTube beralasan adanya komitmen perusahaan. Yang wajib memberikan info tepat kepada masyarakat luas pada situasi yang dianggap kritis akibat pandemi Covid-19.

Bak episode kelam, Anji dan Hadi Pranoto juga dipolisikan. Dia dilaporkan telah menyebarkan berita bohong alias hoaks. Polda Metro Jaya akan segera memanggil mereka dalam waktu dekat.

Anji sendiri telah meminta maaf melalui akun Instagram-nya atas kegaduhan akibat postingan videonya. Namun "penghakiman" terhadap dirinya agak belum reda. Meski ada juga yang membela. Jika kasus ini tak usah diselesaikan di jalur hukum Seperti Deddy Corbuzier. Dalam akun Instagramnya, dia mengatakan Anji berniat baik, hanya salah strategi.

Deddy juga membandingkan kasus Anji dengan klaim obat anti Corona yang dilakukan oleh ahli pengobatan alternatif Ningsih Tinampi dan Ponari. "Ningsih Tinampih jualan obat corona juga sudah dari dulu. Beritanya heboh. Masa sih Ningsih Tinampih bohong. Kalung ajaib pengusir Corona juga sempat heboh kan. Dari buatan Jepang sampe buatan kite. Ginian mah sejak jaman batu Ponari udah rame," ujar Deddy Corbuzier.

Masa krisis selalu melahirkan sensitivitas. Pesan dan informasi baru akan cepat diasup masyarakat. Hanya saja, penyajian informasi secepat mungkin itu harus disertai data yang valid dan akurat. Karenanya butuh kearifan, tabayun (cek dan recek), dan displin verifikasi. Di mana kebutuhan itu sering terabaikan di media sosial.    

Dulu, seperti prediksi sejumlah pakar, pandemi Covid 19 ini akan larut dalam tiga bulan. Ekskalasi penyebaran virus menurun. Jumlah kasus melandai. Angka penderita yang kemudian sembuh makin tinggi. Dengan begitu, aktivitas yang sekarang disebut kebiasaan baru, akan berjalan. Merangkak menuju tatanan new normal. Mengerek perlahan kondisi ekonomi yang nyungsep. Nyaris berada di titik nadir.

Tapi faktanya tak seperti kehendak manusia. Hampir enam bulan, pandemi belum jua berakhir. Tanda-tanda bakal melandai pun belum terlihat. Hingga dada acap berdebar tatkala membaca update terbaru kasus Covid-19 di Tanah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun