Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cheng-Ho: Tujuh Ekspedisi Menjelajahi Samudra Bukti Cinta pada Nusantara

1 November 2022   17:00 Diperbarui: 1 November 2022   17:50 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perangko seri 600Th Cheng-Ho. Sumber: mongabay.co.id

Secara keseluruhan, jumlah awak dalam armada besar ini mencapai 27.800 awak dengan beragam profesi seperti di bagian komando, navigasi, logistik, protokol dan sekretaris, medis, dan militer.

Inilah gambaran armada Cheng-Ho di ekspedisi pertamanya, maka tidak mengherankan jika Cheng-Ho memecahkan rekor penjelajahan samudera dengan armada kapal terbesar sepanjang sejarah pelayaran. Rekor berikutnya adalah kapal kayu terbesar dan terbanyak. 

Hingga saat ini rekor Cheng-Ho belum terpecahkan. Meski dengan armada besar dan anak buah yang luar biasa banyak, Cheng-Ho masih mampu mengendalikan armadanya untuk tidak melakukan penjajahan di negeri-negeri yang dikunjungi atau disinggahi. Alih-alih menjajah, Cheng-Ho justru menjalin persahabatan dengan penguasa-penguasa negeri yang dikunjungi. Ia bahkan diyakini turut menyebarkan Islam di kalangan masyarakat.

Di setiap ekpedisinya, Cheng-Ho juga menyertakan penerjemah bahasa yang merupakan lulusan sekolah bahasa di Nanjing di antaranya Ma Huan dan Guo Chongli yang mahir berbahasa Arab dan Persia. Tugas penerjemah ini sangat mendukung misi diplomasi. Di antara karya Ma Huan adalah manuskrip yang diterjemahkan menjadi Pengamatan Menyeluruh tentang Pantai-Pantai Samudera. 

Adapun untuk fungsi pemimpin spiritual selama perjalanan Cheng-Ho di antaranya memilih seorang pemimpin masjid dari Xian bernama Hassan. Tugasnya memimpin kegiatan keagamaan selama ekspedisi, misalnya memimpin penguburan di laut atau shalat hajat agar terhindar dari bahaya di laut terutama saat ada badai.

Selama kurun waktu 28 tahun (1405-1433) Cheng-Ho telah memimpin tujuh ekspedisi ke berbagai negeri yang tersebar di wilayah Asia, Afrika dan Timur Tengah---meliputi tiga pemerintahan Kaisar Ming (Zhu De atau Yong Le, Hong Xi dan Xuan De).

Rute Pelayaran Cheng-Ho. Sumber: oseanografi.lipi.go.id
Rute Pelayaran Cheng-Ho. Sumber: oseanografi.lipi.go.id

Di ekspedisi pertamanya Cheng-Ho mengunjungi negeri-negeri yang sekarang terletak di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Ekspedisi kedua dan ketiga mencapai India dan Sri Lanka. Cheng-Ho mengantarai ekpedisi ketiga dengan keempatnya dengan pulang kampung untuk berziarah ke makam ayahnya sekaligus berpuasa dan berlebaran. 

Barulah setelah itu, ia memulai ekpedisi keempat yang berhasil mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini kembali diulangi pada ekpedisi kelima dan keenam, hanya saja di ekspedisi kelima Cheng-Ho singgah di Semenanjung Arabia dan menyempatkan menunaikan ibadah haji. Setelah berhaji, ia bernama Haji Mahmud Shams.

Di ekspedisi ketujuh, Cheng-Ho yang saat itu berusia 60 tahun (1431-1433) kembali ke Semenanjung Arab dan Laut Merah. Saat perjalanan pulang dalam ekpedisi terakhirnya ini, Cheng-Ho wafat di Calicut (India) dalam usia 62 tahun. Ada yang menyebut jenazahnya dilarung ke Laut Malabar, ada pula yang menyebut bahwa Cheng-Ho sempat sampai ke Nanjing dan wafat dua tahun kemudian. 

Ia dimakamkan di sebuah desa di pinggir kota Nanjing tepatnya di kawasan Niu Shou Shan (Gunung Niu Shou) Propinsi Jiangsu. Selain bertuliskan Bismillahirrahmanirrahim, di atas makam ini terpahat kalimat yang juga berbahasa Arab bertuliskan Allahu Akbar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun