Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Kemerdekaan: Belajar dari Negeri yang Dihancurkan karena Kesalahan Sendiri

10 Agustus 2022   20:20 Diperbarui: 10 Agustus 2022   20:47 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan Baghdad? Bangsa yang mendiami kota ini tetap saja tidak mengambil pelajaran dari kehancuran pada masa Hulagu. Bangsa ini tidak mengambil hikmah dari apa yang dipesankan oleh Kadihan, ulama muda mereka yang sekaligus guru madrasah. 

Di episode selanjutnya, mereka bukan hanya berpecah di dalam negeri sendiri antara Sunni dan Syiah, tetapi mereka bertikai dengan sesama bangsa Persia sendiri memperebutkan salah satu nikmat Allah, yaitu minyak. Terjadilah Perang Teluk I  dan Perang Teluk II yang memancing campur tangan Amerika. 

Di episode selanjutnya Baghdad kembali hancur karena serangan pasukan multinasional di bawah komando Amerika, setelah dituduh menyembunyikan senjata pemusnah massal, sebagaimana yang pernah kita saksikan bersama di abad ini. Tragisnya, tak ada satu pun negara yang bersimpati dan membela atau mendukung Baghdad. 

Padahal hasil penyelidikan PBB, Baghdad tidak terbukti memproduksi atau menyembunyikan senjata pemusnah massal. Meski demikian tak ada bangsa yang terang-terangan bersimpati dan mendukung Baghdad persis saat mereka dihancurkan oleh Mongol + tujuh abad sebelumnya.

Semoga pengalaman Baghdad dan pesan Kadihan menjadi renungan kemerdekaan di usia ke-77 tahun. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang melupakan nikmat pemberian Sang Pencipta. 

Lalai beribadah bahkan sebaliknya lebih mencintai dunia dan berfoya-foya di dalamnya. Jangan sampai kita membiarkan dan menganggap biasa perilaku korup dan suap menyuap, apalagi saling bertikai di antara kita sendiri karena perbedaan agama, suku, budaya, ataupun karena perbedaan pandangan dan pilihan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun