Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Radioaktif di Batan Indah Tidak Seindah Mimpi

15 Februari 2020   16:53 Diperbarui: 15 Februari 2020   17:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dampak tragedi Chernobyl ialah 31 orang tewas, dan ratusan orang yang selamat tetapi mengidap kanker dan cacat tubuh. Pembersihan di lokasi itu pun menghabiskan biaya hingga US$18 miliar. Seketika Chernobyl menjadi kota mati.

Hingga saat ini, rehabilitasi untuk korban-korban Chernobyl masih terus berlanjut. Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan perawatan kesehatan bagi korban. Kota itu kini seperti museum hidup.

Bermimpilah Tanpa Mengorban Manusia dan Lingkungan
Sekali lagi, berkaitan dengan kasus radioaktif di Perumahan Batan Indah, ada tiga hal yang penting diingat. Jenis radioaktif sama dengan di Kota Chernobyl, yaitu Cs 137, meskipun berbeda skala luasan. Belum diketahui bagaimana bisa lepas ke kawasan pemukiman penduduk. Sisa limbah belum dikelola dengan baik.

Persoalan di Indonesia sering kali berkutat dalam kecerobohan, kecelakaan atau bencana alam, dan kambing hitam. Kalau gara-gara bencana alam semisal gempa, gampang dijadikan alasan. Akan tetapi, kalau kecerobohan, bahkan pengelolaan yang tidak baik karena oknum yang kurang bertanggung jawab, sering kali dicarilah "kambing hitam" untuk menutupi kesalahan diri sendiri.

Nah, bagaimana selanjutnya jika mimpi Luhut tentang senjata nuklir atau mimpi oknum-oknum tentang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan segala keindahannya benar-benar terwujud?

Jangankan munculnya musibah berupa ledakan reaktor nuklir atau meletusnya bom nuklir di tempat pembuatannya, lha wong jelas sekali bahwa sisa limbahnya saja belum terkelola dengan baik. Apa perlu telanjur terjadi bencana yang mengorbankan banyak orang dan lingkungan, lalu terbangun dari mimpi indah tetapi ribut sendiri karena terkucil dari lingkungan sendiri?  

*******
Beranda Khayal, Balikpapan, 15 Februari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun