Pada akhirnya, kepemimpinan sejati berakar pada panggilan hati, bukan pada gelar atau jabatan yang disematkan. Ia tidak diukur dari banyaknya orang yang tunduk, melainkan dari ketulusan dalam menuntun dan keberanian untuk berdiri di tengah: mendengar, memahami, dan menyalakan arah bagi yang kehilangan cahaya. Setiap manusia membawa benih kepemimpinan dalam dirinya, yang tumbuh melalui tanggung jawab, kepedulian, dan keteladanan tanpa pamrih. Dunia mungkin tidak kekurangan jabatan, tetapi kerap kekurangan teladan. Seperti dikatakan Nelson Mandela, dalam Long Walk to Freedom (1994), pemimpin sejati adalah gembala yang berjalan di belakang kawanan, membiarkan yang lain percaya merekalah yang memimpin; maka marilah kita menemukan pemimpin itu dalam diri sendiri, bukan untuk berkuasa, melainkan untuk melayani dan menebar kebaikan yang sederhana, namun abadi. (*)
Merauke, 14 Oktober 2025
Agustinus Gereda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI