Ketertarikan Thod pada Yamle
Malam itu, di perkemahan kecil di tepi Kali Boraka, Thod duduk menghadap api unggun, matanya tak bisa lepas dari kilauan emas Yamle yang masih terbayang jelas di benaknya. Pikirannya terus menerawang, memikirkan betapa luar biasa makhluk yang baru saja ditemuinya.
"Kapten, apa yang sedang Anda pikirkan?" tanya seorang anak buahnya, James, yang duduk di sebelahnya.
Thod menoleh dengan senyum samar. "James, kau tak akan percaya jika aku menceritakannya. Di hutan tadi, aku bertemu dengan seekor ayam betina yang bisa berbicara seperti manusia."
James tertawa kecil, mengira kaptennya sedang bercanda. "Ayam yang bisa bicara? Apakah Anda yakin tidak sedang bermimpi, Kapten?"
"Tidak, James," jawab Thod dengan serius. "Dia menyebut dirinya Yamle, burung api yang legendaris. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
James berhenti tertawa, mencoba mencerna kata-kata Thod. "Jika itu benar, maka Yamle adalah keajaiban yang luar biasa. Apa yang akan Anda lakukan?"
Thod menatap api yang berkobar, pikirannya kembali ke Yamle. "Aku ingin mengenalnya lebih dekat, memahami keajaiban yang ia miliki. Bayangkan, James, seekor ayam yang bisa berbicara seperti manusia! Ini bisa menjadi penemuan besar."
"Tapi, Kapten, apakah kita tidak terlalu mencampuri urusan mereka? Penduduk desa ini mungkin tidak akan senang jika kita terlalu terlibat," kata James dengan nada khawatir.
Thod mengangguk pelan. "Kau benar, kita harus berhati-hati. Tapi aku merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar keajaiban ini. Yamle bisa menjadi kunci untuk memahami lebih dalam tentang budaya dan kehidupan di Tanah Marind."