Mohon tunggu...
Agustinus Marjito
Agustinus Marjito Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pendidik sekolah dasar dan memiliki kecintaan pada dunia pendidikan anak-anak.

Praktisi pendidikan Dasar di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di De Lasalle University Manila, Philipine dengan fokus Management Pendidikan dan kepemimpinan sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keteladanan Pendidik di Era Digital

12 Maret 2022   21:10 Diperbarui: 15 Maret 2022   04:48 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia pendidikan di Indonesia sering diwarnai peristiwa-peristiwa yang mencoreng keluhuran lembaga pendidikan. Peristiwa-peristiwa tersebut banyak kali berhubungan dengann kualitas karakter pendidik yang kurang menunjukkan mutu sebagai pribadi pendidik. Adanya kekerasan pendidik terhadap peserta didik, pelecehan seksual yang terjadi dibeberapa lembaga pendidikan telah memberikan gambaran bahwa sebagian pendidik tidak memiliki kualitas sebagai penuntun anak-anak muda berkembang ke arah yang baik. Saya menengarahi telah terjadi krisis keteladanan dari pendidik dalam dunia pendidikan. 

Ditengah situasi seperti ini Sekolah Pangudi Luhur menawarkan sebuah konsep pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai humanis yang sangat penting bagi pembentukan pribadi anak-anak yang hidup di era sekarang ini. Pendidikan berdasarkan nilai-nilai universal yang menjadi dasar hidup bersama dalam kehidupan bermasyarakat, yang mulai diwarnai dengan kejadian-kejadian yang telah mendegradasi mutu kehidupan bersama.

Ada enam nilai yang ditawarkan untuk mengembangkan pribadi generasi muda di era digital sekarang ini. Nilai-nilai tersebut adalah pertama: keyakinan bahwa Tuhan adalah Kasih. Setiap pribadi perlu menemukan dirinya bahwa ia di kasihi Allah tanpa sarat. Pengalaman dikasihi oleh Tuhan mendorong pribadi untuk mengasihi sesamanya dengan tanpa syarat pula. Kasih kepada Tuhan menjadi nyata dalam kasih kepada semua manusia tanpa membedakan asal dan latar belakang sesama kita. Perlakuan terhadap sesama harus dilandasi kasih, seperti dirinya sendiri telah dikasihi oleh Allah. 

Kedua adalah nilai persaudaraan sejati. Persaudaraan sejati yang dilandasi cinta kasih menjadi dasar hidup bersama di dalam komunitas sekolah diantara para pendidik dan peserta didik. Persaudaraan menjadi landasan bagi pendidik dan peserta didik dalam berelasi dengan siapapun. Persaudaraan sejati menghilangkan sekat-sekat agama, suku, ras, latar belakang budaya, kemampuan ekonomi. Menghargai keberagaman yang ada di antara pendidik dan peserta didik kunci interaksi harmonis antar pribadi yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Ketiga, nilai berpihak bersama yang berkekurangan. Cinta dan persaudaraan menggerakkan para pendidik dan peserta didik untuk memberikan perhatian yang menguatkan bagi sesama yang menderita dan berkesusahan. Kepada pendidik dan peserta didik semangat untuk saling membantu ini menjadi kekuatan dalam kehidupan bersama. Mereka yang berkekurangan menjadi sesama yang harus diangkat bersama agar bisa keluar dari kesulitannya, dan menjadi berhasil sesuai dengan upaya yang dilakukan. Tindakan karitatif untuk menolong secara nyata mereka yang membutuhkan menjadi salah satu ungkapan cinta kasih persaudaraan.

Keempat, kepemimpinan yang melayani. Para pendidik dan peserta didik melakukan tindakan-tindakan terhadap orang lain dengan sikap melayani. Pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari didasari kesadaran akan tugas pelayanan. Anak didik merupakan fokus dan subjek pelayanan total dari pendidik. Demikian peserta didik memberikan kepada sesama teman di sekolah dan juga anggota keluarga di rumah pelayanan yang sama. Mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingannya sendiri. Menciptakan suasana agar orang lain berhasil bersama.

Kelima, nilai totalitas dan profesionalitas. Totalitas dan profesionalitas menjadi nilai yang diwujudkan dalam setiap proses pelaksanaan pekerjaan dan tugas sehari-hari. Setiap pendidik secara serius melaksanakan tugas pelayanannya demi perkembangan dirinya dan perkembangan peserta didik yang dilayani. Setiap pendidik menguasai bidang tugasnya dengan baik sehingga bisa memberikan bantuan kepada peserta didik dengan penuh. Totalitas dan profesionalitas disisi peserta didik juga diwujudkan dalam kesungguhan dan keseriusan dalam setiap pelaksanaan tugas-tugas baik di dalam kelas maupun di luar kelas / di rumah. Sikap disiplin, kejujuran, keuletan menjadi ciri adanya totalitas dan profesionalitas dalam diri seseorang.

Keenam, devosi kepada Bunda Maria bagi mereka yang memiliki iman Katolik. Keutamaan teladan imannya kepada Tuhan, kerendahan hati, kepekaan terhadap kesulitan sesama, ketegaran hatinya, menjadi nilai yang dihidupi oleh para pendidik Katolik dan dilanjutkan kepada anak-anak yang beriman Katolik. Bagi mereka yang tidak beriman Katolik devosi ini cukuplah menjadi pengetahuan mengenai tradisi yang ada di sekolah Katolik. Namun demikian nilai-nilai/keutamaan universal tadi juga penting bagi kehidupan mereka.

Demikianlah keenamnya menjadi nilai yang dihayati seluruh pendidik di sekolah Pangudi Luhur. Dari sanalah mengalir keteladanan pendidik yang pada waktunya akan mengalir kepada setiap peserta didik. Peserta didik akan belajar dan menginternalisasikannya menjadi nilai-nilai yang akan memperkuat karakter pribadinya, siap hidup bersama di masyarakat di kemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun