"Bukahkan lebih baik Dicintai daripada mencintai ??" Pikir Aira
"Dan ternyata benar kata mama, terkadang cinta bisa hadir dan tumbuh karena rasa sayang dan terbiasa"
Dan dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim, Aira menerima Lamaran mas Ari untuk menjadi istrinya.
Didalam Kamar yang bernuansa serba putih itu, Aira kembali merenung,
"Terkadang, apa yang kita impikan dan kita inginkan bukan menjadi milik kita"
"Karena manusia hanya bisa berencana, Allah jugalah yang menentukan segalanya"
"Karena Allah tahu apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan"
Dan mungkin, ketika Aira berdoa mengadahkan tangan ke langit menyebut nama sang impian, agar bisa bersama, tapi sang jodoh impian tidak menyebut nama Aira dalam setiap Doanya
Walaupun ada sedikit penyesalan terjadi dalam benak Aira, karena menyimpan satu nama dalam hatinya, betapa bodohnya dia selama ini menanti sesuatu yang tidak pasti, bodohnya dia karena hidup dalam dunia impiannya sendiri.
Aira tidak menyesal, karena berkat rasa itu, aira bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak baik, menjaga dirinya untuk Jodohnya nanti, yang in syaa Allah Mas Ari lah jodohku.
Perlahan Aira, menutup Diary yang penuh tulisan tangan yang baru saja dibuatnya, dan dimasukan ke dalam sebuah tempat dan dikunci rapat.
Kemudian Aira berjalan perlahan ke tempat wudhu, karena suara Adzan Ashar sudah terdengar memanggilnya untuk bersujud pada sang maha besar.