Padahal, dalam doanya Aira selalu berharap bertemu sahabat kecilnya dan akan datang untuknya.
Kalau bukan karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua Aira dengan anak sahabatnya, mungkin pernikahan Aira belum terjadi.
Karena sang mama yang memintanya untuk segera menikah, dengan diberikannya wejangan-wejangan yang membuat Aira tidak bisa berkata tidak, pada mama tercinta.
Dan Saat awal dikenalkan Pada Mas Ari pertama kali, Aira seperti biasa tidak merasakan hatinya seperti yang orang pernah bilang, bahwa kalau nanti bertemu seseorang yang kamu suka,hati kamu akan berdegup kencang.
Tetapi Aira melihat kesungguhan dan ketulusan Mas Ari, untuk mendapatkannya.
Mas Ari yang tinggal beda kota dengan Aira bersedia datang jauh-jauh hanya untuk kenal lebih dekat dengan Aira setiap minggunya.
Aira juga melihat Mas Ari adalah laki-laki sholeh yang bisa dijadikan imam dalam keluarga.
Walaupun Mas Ari hanya pegawai biasa tapi terlihat bagaimana bertanggungjawabnya dia dalam segala hal, bagaimana sabarnya menghadapi Aira di awal-awal jumpa yang kurang memberikan respon.
Mas Ari tidak pernah menunjukan rasa marah dan kesal, terhadap apapun yang dilakukan Aira yang dengan sengaja sering meninggalkan dia dengan mama dan papa di ruang tamu saat datang berkunjung.
Atau dengan santainya Aira akan berlama-lama di kamar tidurnya atau berlama-lama nonton drakor kesayangannya tanpa memperdulikan mas Ari yang datang menemuinya, berjam-jam menunggunya di ruang tamu.
Akhirnya Hati Aira Luluh juga, melihat perjuagan Mas Ari yang berusaha mendapatkan hatinya dan menunjukan kesungguhannya bahwa dia mencintai Aira dengan tulus.
Â