Mohon tunggu...
Agustini Sri Redjeki
Agustini Sri Redjeki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

ibu-ibu yang seneng nulis ,dengerin musik dan pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tulang Punggung Itu Perempuan Bernama Roro

27 Juni 2022   21:09 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:22 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah terbuat dari apa hati Perempuan bernama Roro itu, atau inikah hasil didikan orangtuanya sebagai wanita jawa yang penuh kesopanan dan kepatuhan, ataukah ini sebuah bukti dari rasa cinta yang tulus??.

Hampir 20 tahun pernikahan mbak Roro dan Mas Abi sudah berjalan, saat ini mereka telah dikarunia 3 orang anak laki-laki.

Selama itupula aku sebagai saudara sepupunya tidak pernah melihatnya menangis sedikitpun ( entahlah kalau tidak terlihat).

Awal pernikahan mereka yang aku tahu berjalan dengan sangat bahagia, mereka hidup rukun sekali, di sebuah rumah kontrakan sederhana.

Mas Abi masih bekerja di sebuah hotel ternama di Jakarta dan mbak Roro pun masih bekerja sebagai cashier di sebuah supermarket ternama.

Namun Semenjak anak pertama lahir, sifat Mas Abi yang gampang menyerah kembali muncul.

Persoalan di kantor yang membuatnya tidak mau berjuang mempertahankan posisinya di kantor, dikorbankan begitu saja mengikuti emosinya.

Dan sejak saat itu, Mbak Roro yang menjadi tulang pungung keluarga,  Mas Abi terus berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan idealismenya, tapi tak kunjung ketemu.

Mas Abi mencoba dagang tapi bangkrut, mencoba kerja di perusahaan temannya juga sama, tidak bertahan lama.

Akhirnya Mas Abi dan mbak Roro tinggal bersama ayah dan Ibu Mas Abi , dikarenakan kalau mengontrakpun keuangan tidak akan cukup.

Ayah dan Ibu Mas Abi sangat baik, mungkin juga karena Ayah Mas Abi merasa kasihan  serta merasa bertanggung jawab dengan kehidupan anaknya, setiap bulan sudah pasti Ayah dan Ibu Mas Abi membantu sebisanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun