Sudah pasti yang paling laris manis diserbu pengunjung adalah lapak-lapak kuliner. Mulai dari minuman sampai makanan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat.Â
Yang menarik jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pasar Kangen sebelumnya, tahun ini tersedia lebih banyak lapak makanan khas daerah lain. Misalnya selat solo, pisang ijo makassar, nasi liwet ala Sunda, lontong sompil dari Tulungagung, dan tahu telur Tan Soen Hwa dari Kediri.
Saya dan teman saya mencermati bahwa tahun ini lapak-lapak kulineran yang tersedia lebih variatif. Jauh lebih beragam sehingga banyak pilihan untuk jajan. Kerennya, semua kekunoan alias zadoel.
Kalau di dalam area Pasar Kangen ada yang menenteng jajanan kekinian ala Korea dan Jepang, dapat dipastikan itu dibeli di lapak-lapak kuliner yang terdapat di tepi jalan depan TBY. Yang tidak termasuk area Pasar Kangen.
"Eh, kamu lihatlah itu. Semua orang menenteng makanan dan minuman. Malahan rata-rata tidak cuma menenteng satu."
Teman saya menjawab, "Iya, ya? Semua lapak penuh pembeli. In this economy gitu, lho. Alhamdulillah. Para penjual pasti senang."
"Semoga semua makhluk berbahagia. Hehehe ... Tapi kita enggak ikut membahagiakan para penjual. Sejak tadi kita belum keluar duit sepeser pun," kata saya.
"Hehehe."
"Tapi sejak dulu aku ke Pasar Kangen bukan untuk bernostalgia dalam hal makanan, sih. Aku bukan asli Jogja. Jajanan zadoelnya bukan jajanan masa kecilku dulu," kata saya lagi.
"Oiya, kamu bukan asli sini."