Ternyata Segampang Itu Membuka Tabungan Emas Pegadaian di Pegadaian Digital Hanya Melalui Ponsel

Sebuah Sabtu yang terlalu cerah. Baru lewat sedikit menit saja dari pukul sembilan pagi, tetapi kilau matahari sudah terasa garang. Saya pun menghentikan langkah ketika sampai di mulut gang. Tiba-tiba terserang bimbang, hendak lanjut pergi atau balik ke rumah?

Sembari memandangi aspal jalan raya yang tampak berkilau, benak saya membayangkan sebuah perbandingan jarak. Kira-kira lebih jauh mana jaraknya? Dari tempat saya berdiri ke rumah atau dari tempat saya berdiri ke tempat tujuan?

Akhirnya saya pilih lanjut ke tujuan, yaitu Kantor Pegadaian Ngupasan, walaupun harus menerjang kegarangan sinar matahari. Ternyata jarak ke rumah dan jarak ke lokasi tujuan setara. Nanggung kalau balik kanan untuk pulang.

Lagi pula, rencana saya ke kantor Pegadaian sebetulnya Jumat kemarin. Masak sekarang harus ditunda lagi? Kalau hari ini ditunda, baru Senin nanti kantor buka. Terlalu lama menggantung urusan kalau menunggu Senin. Berpotensi menambah pikiran yang tidak perlu.

Apa boleh buat? Punya jiwa peragu memang merepotkan. Mau begini bimbang mau begitu bimbang, bahkan untuk hal-hal yang sebetulnya sepele. Alhasil untuk urusan yang lebih serius, kadar keragu-raguan itu bisa makin kental.

Jadi sesungguhnya, saya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sangat butuh support system. Harus ada situasi/orang yang mampu menebas kebimbangan itu. Yang menyuruh atau memantik semangat untuk melakukan sesuatu. Terlebih sesuatu yang sudah direncanakan. Tidak beruntungnya, saya justru nyaris tak pernah punya support system.

Syukurlah kali ini terjadi anomali. Terdorong semangat tidak mau dihantui pikiran yang tak perlu dan malas menanggung risiko tak terduga, saya kemudian betul-betul sampai di Pegadaian Ngupasan. Ikut mengantre sebagai nasabah. Dengan tujuan mencetakkan buku Tabungan Emas Pegadaian sekaligus menanyakan beberapa hal yang ingin saya ketahui, terkait menabung emas melalui Pegadaian Digital.

Yup! Dua hari sebelumnya saya telah memulai langkah Merdeka Finansial melalui Pegadaian Digital. Hanya dari ponsel alias HP. Saya melakukan semua prosesnya sendiri. Tanpa minta bantuan orang lain sama sekali. Sekadar bertanya pun tidak. Keren sekali 'kan?

Untung saja aplikasi Pegadaian Digital ramah pengguna. Tidak rumit dan perintah-perintahnya jelas. Jadi, saya tinggal klak-klik mengikuti instruksi yang tertera di layar ponsel. Alhasil tak sampai satu jam, saya sudah resmi menjadi nasabah Pegadaian.

Mula-mula saya sukses memasang aplikasi Pegadaian Digital. Kemudian sekalian langsung bikin akun. Selanjutnya dengan yakin membuka Tabungan Emas dan langsung mengisinya. Senyampang ada dana cukup di rekening bank. Senyampang tidak didera kebimbangan juga. Langsung sat-set. Penuh percaya diri klak-klik tombol sesuai dengan instruksi yang tercantum di layar ponsel.

Wuih, padahal untuk menabung emas itu saya mesti keluar dulu dari aplikasi Pegadaian Digital. Pakai aplikasi lainnya, yaitu bank yang menjadi sumber dana untuk membayar transaksi pembelian emas yang saya lakukan. Lagi-lagi, syukurlah aplikasi bank yang saya pakai dan Pegadaian Digital ramah pengguna. Dengan demikian, mudah diakses oleh segala model nasabah termasuk model nasabah yang gaptek.

Kiranya faktor ramah pengguna itulah yang menjadi penyebab utama saya langsung sat-set membuka Tabungan Emas Pegadaian. Andai kata sudah penuh kerumitan sejak proses bikin akun, belum tentu saya segera memulai langkah untuk #MerdekaFinansial .... Kemungkinan besar sampai sekarang masih bimbang menimbang-nimbang.

Saya bahkan yakin bahwa saya bakalan bisa lebih cepat melakukan proses pembukaan rekening Tabungan Emas Pegadaian, jika tidak kelamaan berpikir di kolom pekerjaan. Haha! Agak lucu, sih. Saya bingung hendak mengisi apa di kolom pekerjaan. Saya bukan karyawan, bukan pebisnis, bukan sekadar ibu rumah tangga, bukan pelajar/mahasiswa, dan ragu-ragu untuk mengaku sebagai seorang profesional.

Di KTP dalam kolom pekerjaan tercantum bahwa pekerjaan saya adalah pekerjaan lain. Sementara ketika ngeklik kolom pekerjaan lain untuk data di Pegadaian Digital, kemudian malah muncul aneka macam pekerjaan yang tampaknya jauh panggang dari api dengan kondisi pekerjaan saya.

Setelah merenung lumayan lama akhirnya saya pilih buruh harian lepas. Dengan pertimbangan, itulah jenis pekerjaan yang kondisinya paling mirip dengan cara saya make money. Ajaib juga sebetulnya. Berpikir lama kok saat hendak mengisi kolom pekerjaan sendiri. Hmm. Malah kayak orang yang lupa siapa dirinya sendiri 'kan?

Untunglah selain urusan kolom pekerjaan, tak ada kendala teknis apa pun dari layanan aplikasinya. Jadi, saya tidak sempat kembali disergap virus kebimbangan; lanjut buka Tabungan Emas atau nanti-nanti saja? Walaupun sebelum memasang aplikasi Pegadaian Digital saya sudah memikirkannya masak-masak, belum tentu bakalan terus melangkah jika ada kendala teknis.

Kiranya demikian kesan baik saya dalam memanfaatkan layanan daring Pegadaian Digital. Yang ternyata saat mencetakkan buku Tabungan Emas di Kantor Pegadaian terdekat (sesuai pilihan saya), kesan baik itu tetap berlanjut. Para petugas di Pegadaian Ngupasan ramah dan informatif. Mulai dari sekuriti hingga kasirnya. Hal tersebut bikin nyaman saya yang baru pertama kali datang ke sebuah kantor Pegadaian. Sendirian pula.

Situasinya idem ditto dengan saat saya mulai memasang aplikasi Pegadaian Digital, kemudian bikin akun sekaligus membuka rekening Tabungan Emas di situ. Tidak rumit dan instruksinya jelas sehingga bikin nyaman. Plus ujungnya merasa aman. Ngomong-ngomong cetak buku tabungannya gratis, lho. Selain itu, kelak saya boleh mencetakkan laporan transaksi digital di kantor Pegadaian mana saja.

Salam.