Whuaaa!
Maksud hati untuk memastikan mendungnya setebal apa, kok mata malah kelilipan. Wajah dan hidung pun terasa tertimpa debu panas.
Sambil terbatuk-batuk saya segera masuk rumah. Segera menutup pintu rapat-rapat. Setelahnya mengibaskan butiran-butiran panas yang bikin batuk-batik dan gatal. Semenit kemudian baru tersadarkan kalau sedang terjadi hujan abu.
Alhasil, berubahlah segala rencana kegiatan hari itu. Anak menjadi bolos sekolah. Saya dan dia cuma bisa termangu memandangi dunia luar yang kelabu melalui kaca jendela. Tidak berani bikin minuman hangat sebab khawatir bakalan tercampur debu.
Saya kira sama dengan yang lalu-lalu, penyebabnya Gunung Merapi. Ternyata bukan. Penyebab hujan debu itu jauh dari Yogyakarta, yaitu Gunung Lawu.
Tentu saja saya dan anak tidak tahu penampakan rumah kami dari luar. Akan tetapi, kami bisa melihat kondisi rumah dan mobil tetangga depan rumah. Terlihat kelam kelabu. Â Penuh debu abu vulkanik. Sebagaimana yang tampak pada foto di atas.
Saya kira saya bakal seharian di dalam rumah. Ternyata tidak. Ada kabar bahwa Mbah X yang rumahnya di ujung desa meninggal dunia malam sebelumnya. Jadi, saya mesti takziah. Syukurlah si bocah mau ditinggal sendiri di rumah. Demi kesehatan.
Hingga di sini Anda tentu berpikiran bahwa cerita melayat itu biasa saja. Kalau ada warga yang meninggal, sesulit apa pun situasinya tetaplah para tetangga akan melayat. Alhasil pada tanggal 14 Februari itu di bawah guyuran hujan abu vulkanik, warga desa berkumpul di rumah almarhum Mbah X.
Sesuatu yang biasa saja. Wajar. Biasa terjadi di masyarakat. Yang tidak biasa adalah informasi yng saya dapatkan dari rumpian orang-orang. Mau tidak dipercayai kok fakta? Mau dipercayai begitu saja kok rasanya kurang masuk akal?
Konon, rumah peninggalan Mbah X sudah dibeli oleh tetangga sebelahnya. Dibeli sudah sejak beberapa tahun silam. Dengan perjanjian, Mbah Y (istri Mbah X) tetap diizinkan tinggal di rumah itu hingga ajal menjemput. Plus biaya makannya ditanggung penuh oleh si pembeli rumah.
Sudah pasti Mbah Y syok. Rupanya Mbah X tak memberitahukan perihal penjualan rumah mereka itu.