Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Relokasi PKL Malioboro, Pertarungan Antara Kenangan dan Harapan

9 Februari 2022   22:23 Diperbarui: 10 Februari 2022   09:46 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teras Malioboro 1 (Dokumentasi pribadi/Dian)

Jadi kalau dipikir-pikir dengan jernih, enggak penting banget dasar hukum keberatannya. Yup! Satu-satunya poin keberatan dari anggota aliansi kebaperan semacam kami adalah "takut kenangan tentang Malioboro tak lagi utuh". 

Bagaimana mungkin utuh kalau yang ada cuma Malioboro, sedangkan PKL-nya sudah tak ada? Sementara dalam kenangan, keduanya hadir saling melengkapi.

Repot memang kalau berurusan dengan kenangan. Cenderung absurd dan bikin resah. Jadi, lebih baik menerima kenyataan saja. 

Biarlah Malioboro yang sepaket dengan romantika PKL-nya menjadi masa lalu. Sudah tiba saatnya bagi kita untuk mengabadikannya saja dalam ingatan. Seiring dinamika zaman, Malioboro memang harus direlakan untuk mulai menganyam kisah yang baru. Tanpa hiruk-pikuk PKL. 

Mari move on. Pada awalnya memang terasa aneh melihat emperan pertokoan Malioboro yang tak dipenuhi lapak-lapak PKL. Namun, yakinlah bahwa lama-lama akan terbiasa juga. Just wait and see. 

Hasil Survei dan Tujuan Baik 

Berdasarkan pencermatan terhadap berita-berita di portal daring, komentar-komentar di unggahan akun-akun IG yang memberitakan relokasi PKL Malioboro, celotehan bebas di WAG alumni kampus dan WAG yang isinya teman-teman satu kos dulu, serta obrolan dengan sesama wong Ngayogyakarta Hadiningrat, saya coba-coba berkesimpulan bahwa orang-orang yang menolak relokasi jauh lebih banyak. Tentu mereka menolak dengan alasan masing-masing.

Namun, ternyata saya salah mengambil kesimpulan. Melalui akun IG-nya, pihak yang berwenang secara resmi menyampaikan kesimpulan yang berkebalikan. Disampaikan bahwa hasil survei menunjukkan, sejumlah 54 % responden setuju relokasi segera dilakukan.

Sudah pasti pengumuman atas hasil survei itu mendapatkan aneka macam komentar dari warganet. Surveinya kapan? Kok saya tidak tahu ada edaran survei online? Kok surveinya diam-diam? Dan lain-lain komentar. 

Sebagai warganet bijak yang sungguh punya waktu luang, saya ketawa-ketiwi membaca satu per satu celometan bernada protes tersebut. Betapa tidak tertawa kalau komentar warganet lucu-lucu? 

Contohnya begini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun