Mohon tunggu...
Agustina Siagian
Agustina Siagian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai mahasiswa di Universitas Palangka Raya Angkatan 2021

kulineran,masak,dan fitsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Essai "Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi"

1 November 2023   14:48 Diperbarui: 1 November 2023   15:05 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh kelompok 2  : Agustina Siagian,Robin Silalahi,Lucas Tampubolon,lala,MetaMelinda Aldis,Phebe Tamariska

Perekonomian sebuah negara merupakan suatu entitas yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Salah satu instrumen yang memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter, yang melibatkan pengaturan jumlah uang beredar dan suku bunga oleh otoritas moneter, menjadi pilar utama dalam mengelola stabilitas ekonomi. Melalui kontrol terhadap uang beredar dan suku bunga, kebijakan moneter mencoba mencapai tujuan-tujuan makroekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada konteks Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan ekonomi yang dinamis, kebijakan moneter telah memainkan peran kunci dalam membentuk arah dan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Sebagai sebuah studi kasus, analisis terhadap pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi suatu keharusan. 

Adanya ketergantungan ekonomi pada sektor-sektor tertentu, tingkat inflasi yang berfluktuasi, serta tantangan global yang dapat mempengaruhi arus modal, menambah kompleksitas dalam menilai dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam kaitannya dengan pengaruh kebijakan moneter, penting untuk memahami bagaimana instrumen-instrumen kebijakan, seperti tingkat suku bunga dan cadangan uang beredar, dapat merespons dinamika ekonomi Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman ekonomi yang mencakup sektor pertanian, industri, dan jasa, kebijakan moneter harus mampu memberikan sinyal yang tepat agar pertumbuhan ekonomi dapat dijaga seimbang.

Melalui pemahaman yang lebih baik terhadap kompleksitas hubungan antara kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, kita dapat merumuskan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif dan responsif terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia.

Pembangunan ekonomi adalah hal penting bagi negara-negara maju maupun berkembang karena bertujuan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi. Investasi dalam pembangunan manusia dianggap penting karena dapat meningkatkan kesejahteraan warga negara (Bagianto, A., & Zulkarnaen, W. 2020:317). 

Kebijakan moneter memainkan peran kunci dalam pengelolaan ekonomi makro dalam perekonomian terbuka dengan tujuan mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi melalui pengaruhnya terhadap berbagai variabel ekonomi (Srithilat dkk. 2017). Umumnya, kebijakan moneter diyakini mempengaruhi variabel makroekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja, stabilitas harga, pertumbuhan produk domestik bruto, dan keseimbangan neraca pembayaran di negara-negara berkembang.

Pengaruh kebijakan moneter terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan kegiatan ekonomi secara keseluruhan tergantung pada implementasi kebijakan moneter dan kemandirian bank sentral dalam memilih instrumen moneter yang tepat untuk merumuskan kebijakan moneter sesuai dengan tujuan makroekonomi (Alavinasab, 2016). Di era globalisasi saat ini, peristiwa keuangan di negara lain dapat memiliki dampak yang signifikan.

Pada studi ini, fokus utamanya adalah untuk mengevaluasi dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menjadi signifikan karena perekonomian Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif dalam beberapa dekade terakhir, dan negara ini dianggap sebagai contoh bagi banyak negara berkembang yang berusaha meningkatkan perekonomiannya. Sejak 1 Juli 2020, Bank Dunia telah mengklasifikasikan Indonesia dari status negara berpenghasilan menengah bawah (dengan populasi sekitar 268 juta) menjadi negara berpenghasilan menengah atas.

Dalam mengkaji hubungan antara suku bunga, inflasi, jumlah uang yang beredar, nilai tukar, dan pertumbuhan PDB, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kaitan antara kebijakan moneter dan variabel ekonomi tersebut diharapkan akan memberikan informasi berharga tentang bagaimana intervensi kebijakan dapat digunakan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan memahami bagaimana kebijakan moneter memengaruhi variabel-variabel ekonomi tersebut, diharapkan penelitian ini dapat memberikan panduan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Indonesia. Terlebih lagi, hasil penelitian ini dapat memberikan landasan yang kuat bagi pengambilan keputusan ekonomi yang efektif dan efisien di masa depan.

Kebijakan moneter mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, mencakup analisis terhadap respons pasar kebijakan tersebut, serta dampaknya terhadap sektor-sektor kunci dalam perekonomian. Dengan menyoroti beberapa periode penting dalam sejarah ekonomi Indonesia, kita dapat mengidentifikasi pola dan tren yang dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana kebijakan moneter dapat menjadi katalisator atau hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain itu kebijakan moneter mengacu pada aktivitas bank sentral atau otoritas moneter untuk mengontrol jumlah moneter untuk menstabilkan perekonomian.Kebijakan moneter adalah pengelolaan uang dan tingkat bunga untuk mempengaruhi variabel ekonomi yang penting bagi kesejahteraan ekonomi kita dan suatu instrumen untuk mencapai target kebijakan. Proses itu sendiri didefinisikan sebagai reaksi ekonomi terhadap perubahan kebijakan moneter, dimulai dengan perubahan instrumen kebijakan dan diakhiri dengan penyesuaian penuh ekonomi terhadap kebijakan moneter (Cargill,1991).

Inflasi sebagai peningkatan harga secara keseluruhan dan inflasi mengurangi daya beli mata uang. Ada banyak penyebab terjadinya inflasi, diantaranya adalah pertumbuhan permintaan agregat yang lebih cepat dari pada pertumbuhan penawaran agregat yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa. Ketidakseimbangan"total antara penawaran dan permintaan terkait dengan defisit pemerintah, kenaikan suku bunga bank, dan peningkatan permintaan luar negeri (Haberler, 1960).

Jumlah uang beredar memainkan peran penting dalam menentukan tingkat harga dan tingkat bunga. Uang beredar mengacu pada aset moneter atau jumlah total uang yang tersedia dalam perekonomian pada waktu tertentu. Jumlah uang beredar terdiri dari mata uang publik dan giro publik. Pada intinya jumlah uang beredar ialah Semua dana yang dikeluarkan oleh bank sentral dan bank komersial (Aslam, 2016).

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam beberapa mata uang lainnya. Ini menentukan harga relatif barang dalam dan luar negeri dan kekuatan sektor eksternal untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional (Adeniran dkk, 2014).

Dalam ilmu ekonomi, Produk domestik bruto didefinisikan sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah geografis ekonomi pada interval tertentu (misalnya satu tahun). Rumus PDB dinyatakan sebagai nilai pasar total dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu negara pada tahun tertentu, sama dengan total konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah, ditambah ekspor dikurangi impor (Hamed & Ume, 2011).

Pada hakikatnya studi ini menyelidiki pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Produk Domestik Bruto (PDB) digunakan sebagai variabel dependen pada variabel penjelas kebijakan moneter: inflasi, jumlah uang beredar (M2), nilai tukar dan suku bunga. 

Data deret waktu berasal dari tahun 1986 hingga 2019. Penelitian ini mengadopsi Teknik Ordinary Least Squared (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi mempunyai a berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, jumlah uang beredar (M2) dan nilai tukar merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan suku bunga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan negative pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Trimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun