Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maria, Sang Pemilik Hari Natal

24 Desember 2018   08:20 Diperbarui: 24 Desember 2018   12:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:www.katolisitas.org

"Ehmn, mengenai orang-orang itu, ehmn.... itu karena....ehmn" Petrus celingak-celinguk sedikit ketakutan.

"Sudah, kamu jujur saja kepadaKu. Aku pemilik tempat ini. Tidak boleh ada orang lain yang berbuat di luar kehendakKu. Siapa yang telah berani memasukan orang-orang yang tidak pantas itu?" Hardik Yesus sedikit kesal.

Dengan gemetar Petrus menjawab"Maaf Tuan, sebaiknya Tuan lihat sendiri siapa yang memasukan orang-orang itu."

"Baiklah, antar Aku ke orang itu", kata Yesus sedikit geram.

Kemudian Petrus membawa Yesus lengkap dengan pasukannya menuju tempat 'oknum' penghuni Surga yang telah berani mengabaikan prosedur tata cara masuk Surga. Sampailah mereka berada di pintu belakang Surga.

Petrus berkata kepada Yesus sambil menunjuk sang oknum tersebut. "Itulah orang yang telah memasukan orang-orang yang tidak terdapat di daftar Tuan".

Yesus tertegun dengan apa yang dilihatNya. Ternyata Maria, sang Ibu yang memasukan orang-orang di luar daftar ke dalam Surga melalui pintu belakang yang kecil. Maria yang tahu kedatangan puteranya menengok dan menatapnya. Yesus pun menatap ibuNya. Keduanya saling menatap. Cukup tajam. Namun, sesaat kemudia, Yesus tersenyum kepada ibunya dan menunduk hormat tanda setuju.

Yesus berpaling kepada Petrus dan berkata,"Orang-orang yang Ibu bawa masuk, boleh dan pantas tinggal di RumahKu"

Yesus kembali melirik ke Ibunya, tersenyum dan kemudian melanjutkan berkeliling di Surga. Sementara, Maria kembali sibuk melakukan 'kasihnya' dengan memilih mereka-mereka yang pantas untuk diperbolehkan masuk ke Surga lewat pintu belakang. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun