Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi "Bunglon" di Lingkungan Kerja

5 Agustus 2021   10:27 Diperbarui: 5 Agustus 2021   18:01 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang dalam lingkungan baru yang menolak perintah, biasanya akan dicap negatif oleh lingkungan. Dan jika cap ini terlanjur melekat, biasanya sulit untuk hilang. Bisa jadi justru kita tidak akan dilibatkan dalam kegiatan apapun.

Dan mungkin juga pemberian tugas itu sebagai bentuk menguji kemampuan kita. Sehingga hasil dari tugas yang kita kerjakan akan menjadi ukuran tempat kita di lingkungan itu.

Memahami watak orang per orang

Langkah kedua ini pun tak kalah pentingnya. Dan langkah ini memerlukan waktu cukup lama dalam pengamatan. Hal yang dapat kita lakukan meliputi dua langkah. Kita bisa melakukan pengamatan sendiri secara sepintas, ataupun bertanya pada orang yang telah kita kenal.

Pemahaman akan watak seseorang menjadi penting saat kita harus berhubungan dengannya. Dengan telah mengetahui sedikit informasi tentang orang tersebut, maka dijamin relasi yang terjalin akan lebih cair.

Memahami passion orang per orang

Tak beda dengan langkah kedua, di sini pun kita perlu melakukan pengamatan. Pengamatan ini dapat dilihat saat terlibat dalam sebuah obrolan. Bagaimanapun juga setiap orang pasti mempunyai topik obrolan yang mereka sukai. Dan mereka biasanya akan tergabung dalam kelompok-kelompok kecil.

Berbekal dari tiga langkah di atas, maka saya pelan-pelan mulai menyesuaikan diri. Secara pelan mulai mencoba masuk dalam kelompok-kelompok yang pasti ada di lingkungan tadi. Sebab tak dapat dimungkiri bahwa pengelompokan ini pasti terjadi. Walaupun terkadang ada pula beberapa orang yang mampu ada di setiap kelompok.

Beberapa hobi yang saya miliki, ternyata sangat membantu. Hobi tersebut meliputi olahraga, membaca, menulis, dan musik, ternyata menjadi saran ampuh untuk masuk di setiap kelompok. Saya selalu bisa mengikuti apapun topik yang tengah diperbincangkan dalam sebuah kelompok.

Demikian pula saat saya berhubungan dengan watak-watak tertentu pada teman sekantor. Saat bertemu teman yang suka memamerkan kemampuannya, saya mulai dengan menyinggung prestasinya. Lain halnya ketika bertemu dengan teman yang suka bercanda, joke-joke yang terkadang agak porno pun keluar.

Termasuk juga ketika bertemu dengan teman yang "ilmiah". Bahan obrolan yang saya gunakan adalah bahan obrolan yang "bermutu". Tidak sekadar omong kosong yang tak berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun