Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Urusan Bendera

4 Agustus 2021   09:25 Diperbarui: 4 Agustus 2021   09:27 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ambonews.com

Pagi itu Karyono sudah sibuk keluar dari garasi. Di tangannya ada tiang besi dengan bendera merah putih di atasnya. Dengan mantap, ditancapkannya tiang besi itu pada lobang yang tersedia. Sejenak dipandanginya bendera itu.

Saat pandangan matanya bergeser ke samping kiri, terkejut dibuatnya. Di depan rumah Pak Parjo tidak ada bendera sama sekali. Sementara di depan rumah-rumah yang lain, bendera telah berbaris rapi.

Tak lama kemudian Pak Parjo keluar membawa tas plastic berisi sampah dapur.

"Pak Parjo enggak pasang bendera, po?" tanya Karyono

"Enggak," jawab Pak Parjo pendek sambil memasukkan sampah itu de tempat sampah di depan rumah.

"Sejak kemarin?" selidik Karyono. Mulutnya yang melongo menunjukkan dia heran dengan apa yang dilakukan Pak Parjo. Padahal hari ini adalah hari ketiga kewajiban untuk memasang bendera, sesuai pengumuman Pak RT beberapa waktu yang lalu.

"Ya, emang kenapa?" jawab Pak Parjo dengan enteng.

"Sebagai warga negara yang baik, jangan begitu dong."  Karyono mulai menggurui. Rasa nasionalismenya bangkit melihat hal ini.

"Lho, apa cuma masang bendera thok tanda seorang warga negara yang baik," bantah Pak Parjo.

"Yah, enggak, sih. Tapi hal itu tetap penting, Pak."

"Alah, jangan mentang-mentang guru terus menggurui," sahut Pak Parjo.

Jawaban membuat Karyono tersentak. Kok ujug-ujug membawa profesi. Padahal Karyono enggak pernah mengaitkan urusan bendera itu dengan Pak Parjo yang juga ASN.

"Lha, kok larinya ke situ," jawab Karyono sambil nyengir. Pikirannya pun melayang akan sosok Pak Parjo. Memang sih dia ASN. Tapi gegara perbedaan pilihan dalam Pilpres yang lalu jadi beda cara pandangnya.

"Lha situ kok ngatur-ngatur."

"He...he...kalau setahu saya memasang bender aitu enggak ada kaitannya dengan Pilpres lho. Kan bendera bukan milik presiden yang sekarang memerintah. Besok kalau 2024, benderanya juga tetap itu. Dan setiap peringatan hari besar nasional juga tetap dipakai."

Pak Parjo terdiam.

"Apa nanti kalau presiden pilihan Pak Parjo naik, akan ganti bendera negara kita?" tambah Karyono.

Pak Parjo masih terdiam.

Lembah Tidar, 4 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun