Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sutan Syahrir, si Bung yang Tersisih (2)

9 Juli 2021   10:35 Diperbarui: 9 Juli 2021   10:38 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Bung yang harus dijaga menurut Chairil Anwar (intisari.grid.id)

Kegiatan pergerakan yang semula tidak diminati oleh Sutan Syahrir, ternyata justru membenamkannya makin dalam. Antusiasmenya untuk terlibat nampak sekali pada saat kedatangan tentara Jepang ke wilayah Indonesia. 

Seperti beberapa konflik sebelumnya. Sutan Syahrir berbeda pandangan dengan Soekarno. Jika Soekarno memlilih "bekerja sama", maka Sutan Syahrir memilih untuk non-kooperatif.

Kegiatan Sutan Syahrir banyak bergerak di bawah tanah dengan membentuk sel-sel perlawanan. Saat akses informasi dilakukan pemerintah pendudukan Jepang dengan merazia setiap radio, Sutan Syahir mampu mengamankan satu-satunya radio yang dimilikinya. 

Radio inilah yang berperan sebagai alat menangkap berbagai informasi dari luar negeri.

Berbekal radio ini Sutan Syarhrir menangkap berita menyerahnya bala tentara Jepang terhadap Sekutu. Dan dari sini pula muncul desakan pada Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. 

Peristiwa yang kemudian berujung pada "penculikan" terhadap Soekarno dan Hatta, dalam peristiwa Rengasdengklok.

Satu fakta unik dalam peristiwa ini adalah Sutan Syahrir tidak terlibat langsung dalam peristiwa Rengasdengklok. Posisinya hanya sekedar sebagai orang di balik layar.

Sedangkan pelaksanaan di lapangan berada di tangan Sukarni dan kawan-kawan. Namun dalam salah satu sumber, Sutan Syahrir sendiri terkejut dengan langkah para pemuda.

sumber: tirto.id
sumber: tirto.id

Sikap menolak Soekarno dan Hatta terhadap sikap Sutan Syahrir dan para pemuda, bukannya tanpa dasar. Berbagai pertimbangan ada di benak keduanya, termasuk hasil pertemuan di Dalat (Vietnam) pada tanggal 9 Agustus 1945. 

Hal-hal semacam inilah yang memancing sikap jengkel dari Syahiri. Pendapat Soekarno dengan mengatakan "bekerja sama": dengan pemerintah colonial Jepang, dianggap sebagai langkah yang lembek. Tak ubahnya mengemis untuk mendapatkan kemerdekaan.

Setelah melalui berbagai drama, akhirnya proklamasi kemerdekaan pun terlaksana. Ada kompromi politik antara para pemuda dengan Soekarno-Hatta, atas mediasi Achmad Soebarjo. 

Dan sampai di sini semua baik-baik saja. Sutan Syahrir dan Soekarno-Hatta tetap berdiri di sisi masing-masing. Dengan cara berjuang bagi negara mud aini dengan cara masing-masing.

Kiprah Sutan Syahrir muncul lagi saat dengan kemampuan diplomasinya, mampu melengserkan Mr. Kasman Singodimejo sebagai ketua KNIP, yang dianggap tidak mampu. Sehingga pada tanggal 16 Oktober 1945, lahirlah BP KNIP dengan Sutan Syahrir sendiri sebagai ketuanya. Sebuah langkah yang luar biasa strategis.

Melalui BP KNIP ini, Sutan Syahrir melakukan serangkaian langkah strategis. Salah satu di antaranya adalah berhasil meyakinkan Presiden Soekarno agar mengubah pertanggungjawaban para Menteri pada BP KNIP. Selain itu diusulkan pula anjuran untuk pembentukan partai-partai politik.

Konsekuensi dari perubahan ini adalah lahirnya jabatan Perdana Menteri, walaupun secara resmi jabatan ini baru diatur nanti pada UUDS 1950. Dan sebelum muncul aturan itu, Perdana Menteri bertanggung jawab pada BP KNIP. 

Jabatan ini dipilih oleh presiden. Dengan berbagai lobby yang terjadi, Sutan Syahrir menjabat sebagai Perdana Menteri mulai 14 November 1945 -- 3 Juli 1947.

Posisi inilah yang kemudian membuat Sutan Syahrir semakin berkibar. Kemampuannya berdiplomasi, membuat dirinya banyak terlibat dalam kegiatan internasional. 

Termasuk di antaranya mewakili Indonesia dalam siding PBB. Dengan Agus Salim, dia berhasil meyakinkan PBB untuk terlibat dalam konflik RI -- Belanda yang terus terjadi pasca proklamasi kemerdekaan.

Salah satu langkah besar Sutan Syahrir adalah menyetujui isi perjanjian Linggajati pada November 1946. Seperti yang telah diketahui, isi perjanjian sangat tidak memuaskan bagi pemerintah Indonesia. 

Pengakuan secara de facto atas Jawa, Sumatra, dan Madura bukanlah harapan Indonesia. Pengakuan seluruh wilayah yang diharapkan. 

Namun di mata Sutan Syahrir hal ini sudah dianggap sebuah kemenangan. Kemauan Belanda untuk berunding dengan Indonesia (RI) menjadi bukti bahwa Belanda mau tidak mau harus mengakui keberadaan RI.

Karir Sutan Syahrir yang demikian cemerlang, ternyata berakhir redupada akhri perjalanan. Bayangan seorang diplomat yang jenius, hilang seketika. Upayanya mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) ternyata tidak menampakkan hasil. 

Dan pada ujungnya adalah dipenjarakan oleh Soekarno. Sutan Syahrir ditangkap pihak berwajib pada tanggal 16 Januari1962 dengan tuduhan merencanakan subversi beserta para tokoh lain.

Sejak saat itu, kehidupan Sutan Syahrir berubah total. Jika dahuku kiprahnya dari panggung ke panggung, kini berubah dari penjara ke penjara. Mulai dari Jakarta, Madiun, dan berakhir di Zurich Swiss meninggal karena sakit yang dideritanya.pada tahun 1965.

Namun ada sesuatu yang unik tentang status Sutan Syahrir. Tiga hari setelah kematiannya, presiden Soekarno menganugrahi dengan gelar pahlawan. Padahal statusnya saat itu sebagai tahanan politik. Dengan gelar ini, maka Sutan Syahrir berhak dimakamkan di TMP Kalibata 19 April 1966.

Kehidupan Sutan Syahrir tak ubahnya roller coaster. Dimulai dari tekadnya meninggalkan zona nyaman yang dimiliki dengan terjun ke dunia pergerakan. 

Bergelut di dunia politik dan harus berseberangan dengan Soekrano di satu sisi. Menjadi sosok hebat dalam beberapa event kebangsaan. Dan diakhiri dengan meringkuk di penjara dan berpulang dalam kesunyian jauh dari negeri yang diperjuangkannya. Sebuah ironi yang luar biasa.

Selesai

Lembah Tidar, 9 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun