Mohon tunggu...
Agus Setiadi Sihombing
Agus Setiadi Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Stay humble and being life-long learner!

Mewujudkan impian dengan menghadirkan mimpi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bapak (Tak) Berbohong

21 Maret 2020   19:37 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi untuk Bapak

Masih segar di ingatanku
Malam sebelum tidur, kita selalu bercerita
Tentang apapun jua
Hingga kita tak sadar sudah terlelap dimakan cerita berbalut suka dan tawa

Padi menguning di ladang kita
Menjadi saksi betapa gigihnya Bapak bagi keluarga
Berlagak kuat - lupa dengan usia, lupa dengan tenaga
Yang sepatutnya dimanfaatkan untuk menikmati senja

Disiplin dan suara bernada tinggi memang ciri khasmu
Menggembleng anak-anakmu ini tanpa membedakan satu dengan lainnya
Mengajarkan kami tentang cara hidup sebagai orang yang tak berada  
Menempah kami  ‘tuk terampil mengarungi derasnya arus kehidupan

Tetapi aku tahu, Pak
Di balik marah, di balik sikap tegas Bapak
Tersimpan seberkas cahaya kebaikan, secerca harapan masa depan
Di lubuk hati Bapak yang terdalam, untuk kami anak-anakmu

Minggu malam kala itu, Engkau menasihatiku:
"Jangan nakal di sana, tetap jadi orang yang baik budi dan pekertinya. Jangan buat bapak malu, buat bapak bangga kelak.”
Sampai sekarang, itu masih membekas di ingatanku, Pak
Menjadi penyemangat setiap langkahku, menjadi pendorong di kala aku hampir putus asa.

Tetapi, apakah bapak tahu?
Aku tidak suka dibohongi!
Bapak pergi tiba-tiba
Tak menepati janji Bapak yang dahulu kita patri bersama

Mengapa bapak bohong?
Aku sudah berjuang sekuat tenaga
Mengiyakan nasihat Bapak, menuruti perintah Bapak
Tapi sekali lagi, Bapak bohong!
Bapak pergi sebelum aku mewujudkan harapan itu
Bahkan Bapak pergi sebelum aku sempat beri bahagia kepada Bapak

Kini aku bak kehilangan separuh tubuhku, memberangus setengah semangatku
Kini hari-hariku tampak begitu berat tanpamu
Aku tidak tahu, apakah aku bisa hidup tanpa sosokmu?
Apakah cita dan mimpi ini akan mulus tanpa engkau di sisiku?
Lantas, Apalagi yangg hendak kuperjuangkan, Pak?
Sedang Bapak sudah tiada, tempat kupersembahkan cita dan mimpi ini

Apakah Bapak tahu?
Masih banyak cerita yang mau kuperdengarkan kepada Bapak
Masih banyak cita dan impian yang mau kupersembahkan kepada Bapak
Masih banyak perjalanan yang harus kulalui dengan topangan Bapak
Lantas Bapak pergi dengan mudahnya
Aku sungguh kecewa!
Kini semua hanya tinggal menyesakkan dada

Oh, Empunya Semesta!
Aku belum siap kehilangan Bapak
Masih tidak percaya terhadap semua ini
Semua seperti mimpi di saat aku baru memulai tidur

Oh, diriku!
Berlagak kuatlah, berpose tegarlah
Percayalah bahwa:
Bapak (tak) berbohong
 

 [25.02.'20]
#RestInPeaceMyBestDad😭😭😭

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun