Mohon tunggu...
Agus Pribadi
Agus Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencoba menghayati kehidupan dan menuliskannya dalam cerita-cerita sederhana. Kunjungi juga tulisan saya di http://aguspribadi1978.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau, dan Puisi Lainnya

19 Juni 2017   18:40 Diperbarui: 20 Juni 2017   04:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mana mungkin menjadi lara

Kalau air tak mencintai pagi,

Mana mungkin menjadi embun

Kalau kamu tak mencintai aku,

Mana mungkin menjadi lamun

Bms, 8-8-16

Peri Tanpa Sayap

Kerlip bintang seakan diam
 Debur ombak pun bungkam
 Daun-daun rapat menutup mulut
 Akulah peri yang kehilangan sayap imajinasi

Angin hanya membawa panas tanpa kabar
 Burung-burung enggan mengepakkan sayap
 Ranting kering patah terempas hujan deras
 Akulah peri yang tersesat di cakrawala imajinasi

Lampu-lampu kota tlah lama padam
 Sampah-sampah dan serigala buas menghias jalanan lengang
 Kota ini tlah lama mati
 Akulah peri yang menjelma puisi tanpa penyair

Banyumas, 15 Nopember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun