Namun, menyimpan air tanah di toren saja ternyata belum cukup. Kita butuh cara lain agar pasokan bisa lebih beragam. Di sinilah ide panen air hujan menjadi menarik.
Panen Hujan: Dari Ancaman Jadi Berkah
Hujan kerap kita anggap gangguan: jalan becek, cucian tak kering, atau atap bocor. Padahal, setetes hujan adalah emas cair yang jatuh gratis dari langit. Jika ditampung dengan benar, hujan bisa menjadi penyelamat di tengah krisis air bersih.
Praktiknya tidak serumit yang kita bayangkan. Atap rumah sebenarnya sudah menjadi corong alami. Tinggal menambahkan talang yang diarahkan ke bak penampung atau toren cadangan. Filtrasi sederhana dengan saringan pasir atau kain bisa menyaring kotoran awal. Bahkan jika dikelola lebih lanjut, air hujan bisa dipakai untuk mandi, mencuci, hingga diminum.
Sayangnya, kebanyakan dari kita masih enggan memulai. Alasannya macam-macam: takut ribet, tidak ada lahan, atau sekadar merasa air PAM kan masih mengalir. Padahal, ketika gempa datang, ketika bendungan rawan diguncang, atau ketika musim kemarau panjang tiba, barulah kita tergagap.
Belajar dari Gempa Bekasi
Gempa yang terjadi di Bekasi memang tidak menimbulkan kerusakan besar, tapi cukup untuk mengguncang kesadaran. Infrastruktur megah seperti bendungan, rel kereta cepat, hingga jaringan listrik bisa saja terganggu oleh getaran alam. Jika itu terjadi, rantai kebutuhan dasar terutama air akan terdampak langsung.
Bayangkan jika suplai dari Jatiluhur yang mengairi jutaan rumah di Jakarta dan sekitarnya terganggu. Kita mungkin baru sadar bahwa sebotol air mineral di warung nilainya bisa lebih berharga dari pertamax. Sementara itu, rumah yang sudah terbiasa menampung hujan atau punya toren cadangan bisa lebih siap menghadapi situasi.
Artinya, bencana bukan hanya menguji kekuatan beton, tapi juga kecerdasan kita dalam menyiapkan cadangan kehidupan.
Dari Rumah Merdeka Air
Saya jadi teringat tantangan menulis bertema Panen Air Hujan di Rumah: Merdeka dari Krisis Air Bersih. Merdeka air bukanlah jargon besar. Ia bisa dimulai dari hal sederhana: menutup rapat toren, memasang talang, menyiapkan saringan, lalu menampung hujan. Sederhana, tapi dampaknya bisa menyelamatkan keluarga, bahkan tetangga, ketika krisis benar-benar datang.