Menyebar ke Halaman Depan
Selanjutnya, saya menambahkan satu jalur pipa paralon ke bawah. Pipa ini saya pasang di bagian depan rumah. Jadi, ketika hujan tak turun, saya tinggal memutar keran, dan semua tanaman di bawah mendapatkan air dengan mudah.
Hasilnya, rumah saya jadi teduh dan asri. Dinding depan yang dulu polos kini teduh oleh tanaman, dan halaman selalu hijau. Tak heran, banyak tetangga memuji suasana rumah saya yang katanya "adem."
Perawatan: Tangga Monyet dan Rutinitas Mingguan
Untuk menjaga semua tetap berfungsi, saya membuat tangga monyet di depan rumah. Tangga ini memudahkan saya naik ke dak untuk trimming tanaman, membersihkan saluran pipa, dan memastikan air mengalir dengan baik. Rutinitas ini saya lakukan minimal seminggu sekali. Rasanya seperti merawat dua hal sekaligus: kebun kecil saya dan ketenangan visual rumah.
Dampak Sosial yang Tak Terduga
Perubahan kecil ini ternyata membawa efek besar. Warga sekitar mulai tertarik bertanya bagaimana caranya membuat dak hijau seperti saya. Bahkan, berkat kepedulian terhadap lingkungan ini, saya dipercaya menjadi Seksi Lingkungan Hidup RW. Semua berawal dari keinginan sederhana menutupi toren yang mengganggu pemandangan.
Pelajaran dari Dak Hijau
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa panen air hujan tak selalu berarti kita harus punya sistem besar dan rumit. Memanfaatkan tetesan hujan yang langsung jatuh ke tanaman pun sudah menjadi langkah kecil untuk menghemat air bersih. Apalagi jika kelak toren saya benar-benar diisi dari sistem penampungan air hujan, maka ketergantungan pada air tanah bisa berkurang drastis.