Mohon tunggu...
Agus Amarullah
Agus Amarullah Mohon Tunggu... Kuli Markom -

Makan 3x sehari. Mandi 2x sehari. Mikir sesekali.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ritual Grup Whatsapp bagi Anda yang "Enggak Enakan"

13 Desember 2017   10:16 Diperbarui: 13 Desember 2017   12:04 3088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.cdn.images.express.co.uk

Rasanya baru kemarin setiap berkenalan dengan orang baru atau bertemu dengan kawan lama, saat tukaran nomor hp selalu diikuti pertanyaan, "Ada PIN BB-nya?". Dan sekarang, ucapan yang keluar adalah, "Ada No WA-nya?"

Ah, meski pihak Blackberry terus berinovasi dalam feature yang ditawarkannya, tetap saja 'PIN BB' sudah terasa old fashioned. Sementara aplikasi chat lainnya seperti LINE, justru lebih mengarah sebagai 'pipa berita' dari berbagai situs berita yang ada, dibanding sebagai aplikasi chat.

Dan sebagai bangsa rumpi, maka Grup WA tumbuh subur seperti banjir, eh.. jamur di musim penghujan. Kadang kita yang berinisiatif membuat grupnya sesuai kepentingan, tak jarang pula justru kita yang diundang dan dicemplungin ke grup yang kadang grup antah berantah. Yang paling umum adalah grup alumni, mulai alumni teman SD sampai kawan-kawan kuliah, mungkin juga alumni demo. Disusul dengan grup kerja dan grup komunitas.

Namun bukan berarti Grup WA itu lantas menjadi media informasi, silaturahmi sekaligus hiburan yang membuat hati bahagia dan berbunga. Lupakan itu. Karena pada akhirnya, Grup WA justru tak jarang menjadi perusak mood dan penjara kecil bagi orang yang 'gak enakan' yang enggan untuk keluar Grup atas nama kesetiakawanan sosial.

***

Pagi selepas bangun tidur, sudah berhamburan notifikasi untuk postingan salam mulai dari yang berbahasa Indonesia, daerah, Inggris sampai salam berbahasa Arab lengkap dengan tulisan Arab-nya. Lalu hati kecil anda berbisik, "Ini harus dijawab, menjawab salam itu wajib hukumnya".  Maka teknik copas adalah jalan termudah dan simple.

Setelah hampir setengahnya warga berbalas salam, tiba saatnya warga yang berperan sebagai agamawan menyampaikan tausiah dan siraman rohaninya. Umumnya berupa materi copasan  yang panjangnya bukan kepalang seperti ular naga menjalar-jalar kian kemari, yang mungkin pemostingnya pun belum sempat membacanya. Ini tugas kita selanjutnya untuk menanggapinya dengan kata "Amin".  Ini cara sederhana supaya anda tetap termasuk dalam barisan umat yang taat dan agamis.

Agak siangan dikit, masuk ke topik yang sedang hangat, biasanya tentang politik rasa agama. Maka perang copas dan link berita akan mewarnai Grup WA anda. Bagi anda yang 'gak enakan', cukup menonton saja di pinggir lapangan sambil menunggu siapa yang nanti akan keluar dari Grup.

Menjelang makan siang, ini waktu yang tepat untuk pamer makan dengan apa dan dengan siapa. Jangan harap seorang jomblo akan melakukannya. Untuk posting photo makanan dan tempat makan mungkin mereka mampu, namun pada saat ada yang nanya makannya dengan siapa, masalah pun dimulai dari sini. Bersikap logislah.

Setelah makan siang, jalur chat WA umumnya sudah sedikit sepi. Biasanya ada saja yang memanfaatkannya seperti layaknya jalur japri, berposting ria tentang obrolan mereka berdua sampai lupa diri masalah privacy keposting di Grup. Untung saat ini ada fasilitas hapus (delete chat) yang bisa menghilangkannya selama postingan tersebut terposting kurang dari 7 menit.

Di sore hari adalah prime time untuk lucu-lucuan. Mulai dari tebak-tebakan sampai berbalas kirim meme lucu. Waktu sore hari adalah waktu yang tepat untuk ngebuli. Itu pun kalau di Grup ada warga yang menjadi 'musuh bersama' atau warga yang sudah kebal tersakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun