Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Juara Baru dari Benua Baru di Tanah Jazirah

9 Desember 2022   11:03 Diperbarui: 9 Desember 2022   11:29 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara The Three Lions, baru satu kali menjuarai Piala Dunia tahun 1966 kala mereka jadi tuan rumah dan mengalahkan Jerman Barat di final dengan skor fantastis juga, 4-2.

Tim 8 besar lainnya yang belum pernah juara tentunya Belanda, Portugal, Kroasia dan Maroko. Artinya, empat tim pernah juara versus 4 tim yang belum pernah juara.

Dan jika dikerucutkan lagi lebih mengecil, maka dari 8 peserta yang akan memperebutkan tiket ke semifinal adalah dua tim Amerika Latin, lima tim Eropa dan satu wakil dari benua Afrika, minus dari Asia.

Teka-Teki Juara Baru, Dari Benua Baru

Lantas dari delapan tim dan tiga benua ini, negara manakah yang akan mengukir sejarah untuk jadi Juara di Tanah Jazirah Qatar? Melihat performa dari delapan tim ini semenjak penyisihan grup, maka kita semua akan memiliki jagoan dan prediksi siapa yang bakal lolos ke semifinal dan final bukan?

Ya, walau saya menjagokan Tanggo Argentina, namun melihat fakta di lapangan dengan lolosnya Maroko sebagai satu-satunya wakil Afrika, maka tak salah juga jika memprediksikan negeri dari 'kota Merah' ini bakal melenggang ke final bahkan bisa jadi juara, siapa tau bukan?


Dan ada anekdot yang mengatakan begini, 'Tim yang bisa mengalahkan Spanyol adalah tim Juara Dunia!', mengapa? Karena permainan dan strategi, serta gaya permainan Matador Spanyol yang dikatakan membawa sepakbola modern dengan gaya Tiki-Taka-nya adalah gaya sepakbola modern yang susah dikalahkan.

Kita bisa lihat buktinya, gaya Tiki-Taka yang diadopsi dari permainan Total Football ini adalah gaya sepakbola sempurna di era modernisasi sepakbola yang sukses membawa El Barca dan juga Timnas Spanyol jadi kampiun Piala Dunia maupun Piala Eropa.

Namun, faktanya kesempurnaan Tiki-Taka itu ada obat penangkalnya, seperti yang ditorehkan pasukan Walid Regragui, dimana pasukan The Atlas Lion alias Singa-Singa Atlas ini mampu membenamkan ciamiknya permainan Tiki-Taka La Furia Roja sepanjang 90 menit babak normal plus dua kali babak tambahan waktu.

Sepertinya tanah Maroko sangat berjodoh dengan sesama tim Jazirah Arab. Walau masuk bagian Afrika, namun Maroko seperti bermain di kandang sendiri dengan dukungan para fans yang berbondong-bondong datang ke Qatar, bahkan dukungan Ibu dari para pemain menjadikan pasukan Singa Atlas bermain bak singa-singa lapar yang siap menerkam para matador Spanyol.

Pengorbanan para pemain seperti, Skipper Romain Saiss tetap berlaga meski mengalami ganguan di hamstringnya. Nayef Aguerd tampil luar bisa sebelum cedera. Sofyan Amrabat menjelajah di seluruh area lapangan dan tentunya ketika adu jotos di kotak 12 pas, assine Bounou "Bono" jadi bintang kemenangan Maroko. Aksinya menepis dua tendangan algojo Spanyol dan satu membentur mistar gawang menjadi jawaban kemenangan bersejarah Maroko, plus ketenangan penendang terakhir, Achraf Hakimi menjadi penentu langkah para Singa Atlas ke babak perdelapan final dan bersua dengan Portugal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun