Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bijak Mengelola Keuangan Keluarga, Cara Kami Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

19 Juli 2019   09:02 Diperbarui: 19 Juli 2019   09:05 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menabung dan Menginvestasikan Keuangan, Cara Bijak Mengelola Keuangan Ala Kami. sumber gambar:www.tribunnews.com

Saya masih ingat ketika mulai SD sudah diajarkan oleh orangtua untuk menabung, minimal uang jajan dimasukkan ke tabungan terbuat dari bambu. Pun saat memasuki bulan puasa -- karena dalam ajaran agama -- ada diajarkan berpuasa dengan cara mengurangi apa yang menjadi kebiasaan kita dan hasil dari mengurangi itu di tabung untuk di sumbangkan ke gereja atau ke pantai asuhan atau kepada orang-orang miskin yang sangat membutuhkannya.

Contohnya seperti ini, ketika akan memasak nasi pagi hari biasanya takaran untuk makan pagi 4 muk, maka selama puasa di kurangi menjadi 3 muk, 1 muk itu di tabung dengan memasukkan ke kotak aksi puasa yang telah disediakan. Contoh lagi, buat perokok, biasanya kalau merokok 1 hari bisa habis satu bungkus, maka selama puasa, kalau bisa menjadi setengah bungkus atau tidak merokok sama sekali, uang untuk membeli rokok bisa di tabung.

Nah, alangkah baiknya kalau itu menjadi kebiasaan, sehingga hidup sederhana, mengutamakan kebutuhan dalam berbelanja, lama-lama terbangun sikap yang menjaga kebijakan makroprudensial, dimana terjalin prinsip kehati-hatian pada sistem keuangan guna menjaga keseimbangan antara tujuan makroekonomi dan mikroekonomi.

Pemerintah juga belajar dari tata cara kelola keluarga yang mengutamakan menabung dan berinvestasi. Pemerintahan sekarang kita lihat terus mengembangkan kerangka kebijakan makroprudensial yang sejalan dengan standar dan praktik-praktik terbaik di tataran internasional. Kebijakan makroprudensial itu sendiri didefinisikan sebagai kebijakan bertujuan untuk membatasi risiko dan biaya dari krisis sistematik (Galati G., and Richhild M., 2011).

Secara sederhana, kebijakan makroprudensial belajar dari prinsip keluarga Indonesia, dimana prinsip kehati-hatian dalam menggelontorkan uang untuk menjaga stabilitas keuangan sehingga memberikan dampak positif bagi perkembangan keluarga.

Peran saya dalam menjaga stabilitas keuangan keluarga, diantaranya membuat prioritas dari pemanfaatan keuangan keluarga. Bersama isteri, kami setiap bulan itu memprediksi apa saja kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Membuat daftar barang elektronik apa yang akan dipenuhi terlebih dahulu. Membuat list harga dan memperkirakan pembelian barang tersebut, apakah cash atau kredit? Jikapun harus kredit, berapa bulan dengan bunga berapa persen?

Kedua, memenuhi kebutuhan keluarga, belanja bulanan, belanja kebutuhan sekolah anak-anak, uang sekolah anak-anak secara rutin harus diperhitungkan. Lalu membagi gaji untuk kebutuhan tersebut.

Hal terpenting adalah menabung, karena dengan menabung, maka kita punya cadangan kas yang cukup untuk kebutuhan mendadak yang kita tidak bisa prediksi kapan akan terjadi. Minimal menabung lima ratus ribu rupiah, tergantung pendapatan dari lain-lain maka dipastikan tabungan akan terisi untuk hari esok.

Lalu investasi, dengan membeli investasi, baik itu berupa harta tak bergerak atau harta bergerak, maka kita mampu menjaga stabilitas keuangan keluarga dengan baik. Itulah cara saya dalam menjaga stabilitas keuangan keluarga. Sekian!

Sumber:

[1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun