Mohon tunggu...
Agus TriLaksono
Agus TriLaksono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 3 Pringapus

yang saya tulis disini adalah pengimajinasian peristiwa dari perjalanan hidup dan orang-orang baik di sekitar saya....melalui cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tikus Kantor

1 November 2022   13:55 Diperbarui: 1 November 2022   16:05 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari ini Pak Bon tidak terlihat aktif di kantor. Kantor pun praktis terlihat berantakan dan tak terurus seperti biasanya. Sampah di sudut-sudut ruang terlihat menggunung sehingga membuat tak nyaman suasana kantor. Ditambah lagi bau tidak sedap dari ruang toilet menyeruak hingga loby kantor.

"Pak Rahmat, tahu kemana Pak Bon?" tanya Hadi pada Rahmat. Rahmat agak menggeleng dan mengangkat pundaknya tanda dia tidak tahu. Hadi pun mengernyitkan dahinya tanda heran pada Rahmat yang notebennya satu ruang dengan Pak Bon. 

Rahmat pun berlalu saja, meninggalkan Hadi bingung. Tak berapa kemudian  terdengar teriakan wanita dari salah satu ruang. "Haa...kuuss...kus...tikuss....!" teriak salah satu karyawati. Hadi pun bergegas menghampiri sumber suara dan mendapati wanita cantik sedang berjingkat-jingkut di atas meja kerja. Wajahnya pucat pasi ketakutan atas kehadiran tikus di ruang kerja.

Kedatangan Hadi membuat wanita itu refleks melompat dari meja dan segera merangkulnya. "Takut Pak, tolong...tolong, geli saya," ucap wanita cantik itu sembari memeluk erat tubuh Hadi. Bak sinetron TV, mata mereka pun tertaut satu sama lain seolah ada sesuatu yang menjadikan  kejadian itu bergerak melambat dan diakhiri kekikukan diantara mereka berdua.

"Eh maaf, maaf pak, nggak sengaja saya," terang wanita cantik itu pada Hadi, mencoba menenangkan suasana. Hadi yang sedari tadi terpesona dengan wanita cantik itu pun terperanjat dari lamunannya. "Oh..iya, kamu tidak apa-apa?" tanya Hadi sembari mencoba merapikan bajunya yang lusuh karena pelukan wanita itu.

"Rahmaat....!" teriak Hadi memanggil. Rahmat pun tergopoh-gopoh berlari menuju Hadi. Rahmat hanya menunduk karena tau dia bakalan dimarahi. "Segera cari Pak Bon buat ngurusin ini semua, masa sampai ada tikus di kantor. Ini jelas keterlauan, sampaikan kalo memang sudah tidak sanggup kerja disini angkat kaki saja," terang Hadi. 

"Ii...yaa Pak!" jawab Rahmat dengan nada takut. "Nganu Pak, lebih jelasnya tanya kepada mbak Maya saja, dia kesini ada hubungannya dengan Pak Bon," jelas Rahmat sambil menunjuk wanita cantik yang baru saja membuat Hadi terpesona. Wanita itu pun tersenyum pada Hadi dengan manisnya, menunjukkan rasa hormat dan malunya atas kejadian yang baru saja terjadi.

Selang beberapa hari setelah kejadian itu, setiap masuk kantor Hadi menyempatkan diri mencuri-curi pandang Maya yang sedang membersihkan sampah kertas di sudut-sudut ruang kerja. Maya untuk sementara menggantikan Pak Bon, ayahnya, yang saat ini sedang sakit karena usianya. 

"Eh..., ada tikus," seru Hadi dari belakang Maya. Sontak Maya berjingkat dan refleks mau memeluk Hadi, tapi batal karena Hadi langsung memberi kode. 

Beberapa hari berlalu, suasana kantor sudah mulai rapi kembali. Namun, aktivitas kantor makin kacau karena beberapa karyawan mengeluh sering kehilangan uang. Apalagi ditambah gosip mulai beredar akan kedekatan Hadi dengan Maya anak Pak Bon. Mereka sering pergi makan bersama saat jam siang dan tidak kembali lagi ke kantor. Padahal posisi Hadi sebagai manager sangat fital. Sering kali saat dibutuhkan justru Hadi tidak ada di tempat. Hal itu membuat karyawan lain menjadi curiga. Walaupun pada akhirnya pekerjaan atau proyek yang ditangani Hadi selalu berhasil. Hal itu tidak menyurutkan gosip tak sedap diantara para karyawan.

"Pak Hadi kayanya bucin sama Maya si tukang sapu itu ya?" Rahmat mulai menyebar gosip diantara karyawan. Ditambah lagi kejadian kehilangan uang di kantor makin kerap terjadi. Hal ini menjadi kecurigaan para karyawan pada Maya. Hingga akhirnya salah satu karyawan pun menegur Maya. Menuduhnya sebagai tukang kutil buat memenuhi hasratnya menjadi pasangan sang manager. Karyawan tersebut baru saja kehilangan uang yang ia letakkan di atas meja kerjanya.

"Maya, dasar tikus kantor kamu ya?" teriak salah satu karyawan. Sontak teriakan itu membuat semua karyawan terarah pada Maya. Tatapan semua mata tertuju padanya, menuduh. Maya yang sendirian dia hanya bisa menyangkal tuduhan semampunya.

Kejadian itu pun diketahui Hadi, tanpa berkata banyak Hadi mengajak karyawan yang menuduh Maya ke ruang server cctv. Jam, menit, detik mata mereka mengawasi minitor rekaman cctv. Semua nampak tegang dan berharap dugaan mereka benar adanya. Akhirnya semua terjawab, ternyata benar apa adanya yang mengambil uang mereka adalah tikus kantor. Tikus itu mengambil satu-persatu uang yang tergeletak di atas meja. Kejadiaannya saat semua karyawan sudah pulang. Hewan tikus itu mengambil lembar demi lembar saat malam hari dibawa ke sarangnya.

Melihat kenyataan itu, karyawan yang tadi menuduh pun meminta maaf dan bersegera mencari sarang tikus. Benar saja setelah dibantu semua karyawan, akhirnya uang itu ditemukan di dalam sarang tikus. Walau tidak semuanya kembali, setidaknya tuduhan pencuri pada Maya telah gugur. Benar hewan tikus kantor adanya sang pencuri.

Maya pun bersyukur, tuduhan itu salah. Sementara itu, Hadi pun merasa lega karena kegaduhan hari ini telah selesai. 

"Pak Robet, pokoknya beres untuk proyek kita. Yang penting semua aman, masalah kantor gampang, masalah nominal itu bisa diatur angkanya. Saya pastikan semua aman," terang Hadi pada mitra yang akan bekerja sama dengannya.

"Ayo sayang, kamu mau belanja apa? aku temani, hari ini aku menang besar," ajak Hadi pada kekasihnya. 

Maya pun tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun