Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ras Unggul: Sebuah Pemikiran Utopia di Perang Dunia dan Piala Dunia

28 November 2022   22:56 Diperbarui: 29 November 2022   16:04 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesebelasan Nazi Jerman saat Piala Dunia ke-3 di Prancis pada 1938. Sumber: National Geographic Indonesia

Pemuja Ras Arya

Hitler adalah maniak. Melihat masyarakat hanya sekilas dan menganggap hanya yang super yang layak hidup. Yang lain boleh disingkirkan. Dihilangkan dari mesin kompetisi alam. 

Bagi Hitler tindakan pembersihan etnis adalah mekanisme seleksi alam juga. Tak ada salahnya. Dan baginya itu legal.

Hitler secara terang-terangan mengolok-olok ras non Arya. Di tingkatan paling dasar ada kera, kemudian ras kulit berwarna, ras Eropa non-Arya. Dan yang tertinggi adalah ras Arya. Ras super yang layak menjadi pemimpin dunia dan ras istimewa yang harus lestari.

Hitler juga membuat proyek kekaisaran seribu tahun. Mengawinkan manusia ras Arya untuk menghasilkan keturunan super. Proyek gila yang akhirnya gagal berantakan.

Ras Arya di Piala Dunia

Apa yang akan terjadi jika Hitler duduk di bangku penonton saat pertandingan Jerman melawan Jepang? Saat Jepang bisa mengalahkan Jerman dengan skor 1-2. Ras Arya melawan Ras Asiatic-Mongoloid.

Pastinya dia akan kecewa saat ras yang diunggulkan dipecundangi ras dari spesies kulit berwarna yang baginya bukan ras unggul. Ras pinggiran yang seharusnya kalah.

Kita bersepakat bahwa masalah sentimen ras di dunia olahraga, atau apa pun harus dibuang. Karena tidak sesuai dengan nilai moralitas yang dikembangkan spesies sapiens untuk kesejahteraan bersama. Kemulian semua. 

Homo Sapiens, artinya Manusia Bijaksana. Sebuah nama yang harusnya memikul beban moralitas.

Era kompetisi sudah harusnya punah, dan berganti menjadi era kolaborasi. Kerjasama saling melengkapi. Yang membedakan spesies sapiens adalah tampilan fisik belaka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun