Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mandalika: Memanen Rupiah dari Wisata Deburan Ombak dan Raungan Knalpot MotoGP

1 Desember 2021   11:22 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:01 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirkuit Mandalika sebagai tuan rumah MotoGP 2022 (gambar:Kompas.com)

Pertama: Masyarakat harus dipahamkan bahwa perkembangan pariwisata tidak hanya ditopang oleh spot yang menarik, namun juga keramahan penduduk yang berada di lokasi wisata. Spot menarik akan kehilangan jiwa kalau tidak ditopang oleh budaya masyarakat yang berada di lingkungan tersebut. Maka dibutuhkan pelatihan pengelolaan homestay, pelatihan dan pembiayaan pembuatan cinderamata, pelatihan bahasa Inggris, pelatihan menerima tamu dan lainnya. Ini akan bermanfaat menyiapkan masyarakat agar tahu cara bertindak, menghormati dan memberi pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang.

Pelatihan bahasa Inggris menjadi penting, agar masyarakat percaya diri berhadapan dengan turis mancanegara. Secara psikologis, masyarakat akan merasa sama dan tidak merasa inferior jika mampu berkomunikasi.

Jika masyarakat sekitar tempat yang menjadi DSP Mandalika tidak berdaya, bisa jadi mereka akan menyingkir, terusir dari tanah kelahiran. Jelas ini tragedi diluar dari tujuan membangun: melindungi dan mensejahterakan secara adil. Bali bisa menjadi contoh sukses dari pengelolaan pariwisata di Indonesia bahkan dunia. Masyarakat bisa terlibat langsung, menjadi pemain, dan juga turut menikmati rezeki dari kekayaan alam yang berada di lingkungannya.

Kedua: memberi wadah mempromosikan produk UMKM yang sudah berkembang di sekitaran Lombok. Misal kain tenun, kerajinan tangan miniatur kendaraan atau lainnya. Misal saat acara Balap MotoGP, ada stand UMKM sebagai cindera mata resmi bagi pembalap atau juga bisa di beli untuk pengunjung.

Dengan pemberdayaan masyarakat sekitar DSP Mandalika, maka akan menunjang pula keamanan sebuah tempat wisata. Masyarakat akan merasa memiliki sehingga merasa berkewajiban untuk menjaga lingkungan dari tindakan yang kontraproduktif dari tujuan wisata. Banyak cerita sebuah kawasan wisata yang indah namun tidak aman, karena memisahkan masyarakatnya dari dunia pariwisata itu sendiri. Menjadi terlibat dan memiliki Mandalika harus dibangun untuk masyarakat Lombok, kerutama KEK Mandalika.

Penutup

Ada dua hal jatuhnya pariwisata, pertama keamanan dan yang kedua adalah pelayanan. Pemerintah harus sekuat tenaga untuk menjadikan KEK Mandalika sebagai mercusuar baru pariwisata Indonesia. Banyak hal yang harus dibenahi: infrastruktur, keamanan dan juga kemudahan dalam mencari informasi tentang Mandalika. Secara visual Mandalika adalah wisata kelas premium. Akan super premium jika dipadukan dengan wisata budaya dan keramahan penduduknya. Edukasi kepariwisataan akan sangat menunjang keberlanjutan dari DSP Mandalika.

Jangan sampai euforia yang sudah meledak-ledak akan Sirkuit Mandalika tidak diambil momentumnya untuk menggaet wisatawan berkunjung di Mandalika dan menginap di sana. DSP Mandalika harus mampu menghipnotis setiap pengunjung untuk berlama-lama menikmati alam Mandalika yang sangat Indah.

Jika hal tersebut terjadi, maka tidak mustahil Mandalika bisa menciptakan atmosfer seperti Bali namun Khas budaya masyarakat Lombok pastinya. Keberhasilan pemerintah bisa dinilai apakah masyarakat sekitar sejahtera? jika iya maka KEK Mandalika sukses mentransformasi ekonomi masyarakat namun jika tidak betapa pun gemerlapnya lampu pariwisata Mandalika, itu adalah nyala kegagalan. Pembangunan adalah memberdayakan dari lemah menjadi berdaya, bukan mengusir, apalagi menggusur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun