Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perubahan Iklim, Bencana, dan Kepunahan Spesies Manusia

14 Agustus 2021   11:20 Diperbarui: 14 Agustus 2021   12:10 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Pernyataan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat yang memprediksi Jakarta akan tenggelam, bukan hal yang tidak mungkin. Secara geografis posisi Jakarta sebagian berada di bawah permukaan air laut. 

Jika terjadi kenaikan suhu maka es di kutub akan mencair dan pastinya permukaan air laut akan naik. Secara logika, wilayah yang berada dekat dengan permukaan air laut akan tergenang, tidak terkecuali Jakarta. Menurut ilmuwan, kenaikan air laut meninggi 34 cm sejak tahun 1994. Suhu atmosfer meningkat 0,26 C, suhu lautan naik 0,12 C setiap dekade sejak tahun 1980.

Sumber dari National Snow and Ice Data Center pada tahun 2018, tingkat pencairan Greenland telah meningkat enam kali lipat sejak tahun 1980-an. 

Jurnal the Cryosphere juga mencatat, sejak tahun 1990-an, kutub selatan bumi telah mencair 2,6 trilyun ton sedangkan di Greenland telah meleleh hampir 4 trilyun ton. Secara keseluruhan, Bumi telah kehilangan 28 trilliun ton es di kutub antara tahun 1994-2017.

Isu perubahan iklim bukan isapan jempol belaka, bukan pula kekawatiran berlebihan dari ilmuwan. Ini nyata dan bisa dirasakan dampaknya. Kekeringan, banjir, badai ekstrem, meluasnya banjir rob permanen yang menggenangi wilayah dekat pantai. 

Di tambah lagi munculnya berbagai virus yang tidak ada sebelumnya. Itu semua sebagai indikator bahwa ada yang berubah dari alam. Manusia adalah bagian dari alam dan ketika alam menyeimbangkan dirinya manusia ikut diseimbangkan.

Spesies manusia meskipun punya teknologi tinggi, sebenarnya dirinya rapuh. Semisal pandemi Covid-19 ini. Semua negara di dunia kelimpungan, dibuat tak berdaya. Seakan teknologi yang mereka kuasai selama ini lumpuh berhadapan dengan hewan primitif bersel satu, protein aktif yang bernama virus corona.

Bisa jadi ada kaitan erat antara perubahan iklim dan kemunculan virus baru. Kita bisa mengibaratkan kemunculan cendawan pada musim hujan. Pada saat musim panas cendawan tidak tumbuh. Namun, saat hujan akan tumbuh. Begitu juga dengan virus yang terperangkap di bawah lapisan es. Saat es di kutub mencair, virus tersebut akan tersingkap dan menginvasi makhluk hidup sebagai inangnya, bisa saja dalam hal ini adalah manusia.

Peran Manusia

Manusia berperan besar terhadap perubahan iklim. Sebabnya apa? karena aktivitas industrialisasi yang masif di berbagai negara, menciptakan gas buang yang mencemari atmosfer, sehingga menciptaka lapisan yang memerangkap cahaya matahari. Dari sinilah muncul istilah green house effect. Efek rumah kaca, yang menjadikan suhu bumi memanas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun