Namun pada akhirnya toh kembali kepada kebijakan dan inisiatif masing-masing Kompasianer. Tidak menjadi soal apakah dia hanya akan menulis di Kompasiana untuk mengikuti even atau kompetisi yang digelar oleh Kompasiana; atau akan menulis setiap hari, seminggu sekali, setahun sekali, dan seterusnya.
Sehingga tidak berlebihan kiranya jika sastrawan kondang Pramoedya Ananta Toer menulis demikian, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Alasan yang melatarbelakangi ungkapan bijak Pramoedya di atas tentu berdasarkan fakta yang sampai saat ini dengan mudah dapat kita temui; di mana ada begitu banyak karya para penulis di masa silam yang sampai saat ini dapat kita jumpai. Entah itu dalam bentuk buku cetakan, buku digital, audio, dan aneka bentuk lainnya.
Ungkapan Pramoedya tersebut jika ditafsirkan secara mendalam, maka akan memunculkan pengertian bahwa budaya menulis pada hakikatnya akan terus berlanjut jika mampu kita hidupi dengan penuh "kesadaran." Tanpa kesadaran yang muncul dari pribadi kita masing-masing, hampir mustahil budaya menulis akan mampu kita hidupi dalam jangka waktu yang panjang; bahkan di sepanjang hayat kita.
Jadi pada prinsipnya, nggak akan pernah mempan ajakan menulis kita sampaikan bagi mereka yang tak mau dipaksa menulis!
Banjarmasin, 15 Mei 2021
