Bahkan nama Krypton --- rumah asal Superman --- bisa dibaca sebagai metafora dari Zion, tanah yang dijanjikan tapi lenyap. Kal-El sendiri terdengar seperti nama Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, "El" berarti Tuhan. "Kal-El" bisa berarti "suara Tuhan" atau "yang diutus oleh Tuhan". Mungkin Siegel dan Shuster tidak menuliskannya dengan sengaja begitu, tapi bawah sadarnya menyimpan seluruh kerinduan kolektif akan rumah, keselamatan, dan penerimaan.
Dan lihatlah: Superman tidak pernah membalas dendam pada dunia. Bahkan saat ia ditolak, difitnah, diburu, ia tetap melindungi. Seolah ingin mengatakan bahwa kekuatan sejati bukan untuk menguasai, tapi untuk merawat. Bukan untuk menaklukkan, tapi untuk mengampuni.
Dan bukankah itu suara banyak imigran? Datang bukan untuk mengambil, tapi untuk memberi. Berjuang bukan untuk menjajah, tapi untuk menemukan tempat berpijak. Menahan rindu akan tanah asal, sambil membangun rumah di tanah yang baru, meski tak pernah tahu apakah mereka akan benar-benar dianggap milik dari tempat itu.
Maka ketika seseorang bertanya, "Apakah Superman adalah cerita imigran Yahudi?" maka jawabannya adalah: ya, dan lebih dari itu.
Ia adalah cerita siapa pun yang pernah merasa tak punya tempat di dunia ini. Ia adalah alegori bagi anak-anak yang dikirim jauh dari tanah air demi keselamatan. Bagi mereka yang menyembunyikan nama asli mereka karena dunia menganggapnya terlalu asing. Bagi mereka yang ingin membantu, tapi terus-menerus dicurigai. Bagi mereka yang datang dari reruntuhan masa lalu, tapi tetap memilih menanam benih masa depan.
Superman adalah harapan. Tapi harapan yang lahir bukan dari kemapanan, melainkan dari keterasingan. Ia adalah mimpi tentang dunia yang bisa menerima siapa saja, Â bahkan alien dari luar angkasa, selama ia membawa niat baik dan kasih sayang.
Dan mungkin, itulah mengapa kisahnya tak pernah mati. Karena di balik otot baja dan mata laser, ada jiwa yang rapuh dan lembut, yang hanya ingin satu hal: tempat di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa takut diusir.
Di dunia yang semakin curiga terhadap "yang asing", kisah Superman menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Ia mengingatkan bahwa kekuatan terbesar bukan pada otot atau kecepatan terbang, tapi pada kemampuan untuk tetap percaya pada kebaikan, bahkan setelah kehilangan segalanya.
Dan barangkali, Superman berbisik pada kita semua: "Aku datang dari tempat yang hancur. Tapi bukan untuk menaklukkanmu. Aku datang untuk ikut menjaga dunia ini bersamamu. Jika kamu mau menerima aku."
Salam Damai!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI