97 pemimpin kemudian dapat dibebaskan oleh Puntadewa. Dan sesuai dengan syarat sesaji Presiden Suya, maka perhelatan sesaji Presiden Suya harus dihadiri oleh 100 pemimpin. 97 adalah pemimpin yang tadinya ditawan oleh Jalasandra dan tiga lagi adalah Puntadewa, Baladewa dan Kresna. Â
Perhelatan yang direncanakan akan diselenggarakan dengan damai itu dikacaukan oleh seorang pemimpin yang bernama Supala yang merupakan pemimpin yang setuju dengan Jalasandra. Walaupun tadinya ia merupakan tawanan dari Jalasandra namun setelah ditawari kekuasaan dan uang ia menjadi sekutu dari Jalasandra.
Supala menantang Kresna karena sebenarnya Supala mempunyai dendam kesumat dari masalah masa lalu yang sampai saat ini belum dapat 'move on'. Baik Supala dan Jalasandra sebenarnya memendam masalah dari hubungan masa lalu sehingga mereka memusuhi Pandawa dan Kresna. Dan kini Puntadwa dengan sesaji Presiden Suya ingin bedamai dengan semuanya dan memikirkan masa depan bangsa.
Supala masih belum rela apabila bangsa ini dipimpin oleh keturunan Pandawa dan ia ingin merebutnya kembali. Namun karena karma yang tertulis mengatakan bahwa ia harus mati di tangan Kresna, maka saat Supala berteriak-teriak menjelek-jelekkan Puntadewa dan Kresna (Supala memang ahli hasut dan provokasi), ketika itu juga senjata cakra milik Kresna melesat untuk mengakhiri hidup Supala. Â
Perhelatan sesaji Presiden Suya akhirnya dilaksanakan walaupun harus melewati beberapa rintangan, terutama rintangan dari orang-orang dalam seperti Supala dan Jalasandra yang menawan 97 pemimpin untuk alat politiknya.
Jalasandra dan Supala dapat menjadi siapa saja dan bahkan orang-orang yang seperti Supala saat itu mendapat julukan 'bala post kurawaisme'. Yaitu kelompok pembaharu yang dapat membawa perubahan bagi Kurawa dalam melawan Pandawa.