Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Jokowi Terkoreksi, Elektabilitas Prabowo dan PDIP Terjun Bebas

10 Juni 2020   12:20 Diperbarui: 10 Juni 2020   15:02 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (kanan) saat hadir dalam Kongres V PDIP di Bali (tribunnews.com).

Lantas, mengapa penilaian terhadap Jokowi menurun 3 persen tetapi PDIP merosot 7,6 persen? Jawabannya terletak pada sifat kelompok penilai.

Yang menilai Jokowi adalah responden lintas partai, sedangkan yang menilai partai otomatis pemilih partai itu sendiri. Hal ini dapat dijelaskan dari peningkatan jumlah responden abstain yang kemungkinan besar adalah kelompok pemilih rasional. Responden yang menjawab tidak tahu bisa jadi sebagian besarnya adalah pemilih yang meninggalkan PDIP; jumlah mereka lebih banyak dibanding dengan mereka yang skeptis terhadap kinerja Jokowi.

Selain faktor persepsi kumulatif terhadap performa Jokowi dan kecenderungan pemilih rasional; mau tidak mau kita juga melihat internal PDIP sendiri dalam 3 bulan terakhir.

Kasus Harun Masiku masih memberikan sentimen negatif. Pemberitaan media yang mengangkat isu raibnya politisi partai banteng ini langsung atau tidak langsung berkorelasi dengan penilaian terhadap partai.

Selain kasus Masiku, dalam rentang periode pengambilan sampel, terjadi perseteruan yang cukup heboh antara Arteria Dahlan  dengan Najwa Shihab. Politisi DPR RI dari PDIP itu membidik presenter Narasi TV terang-terangan dengan cara yang tidak proporsional.

Kritikan Najwa terhadap parlemen secara kelembagaan dibalas Arteria dengan serangan personal yaitu ancaman membuka aibnya di depan publik. Hal tersebut tentu tidak etis dan sangat mungkin membuat citra PDIP jatuh menjadi partai yang antikritik.

Artikel terkait: Arteria Dahlan Vs. Najwa Shihab

Survei Indikator terakhir jangan-jangan merupakan sinyal bahwa PDIP sedang dihukum akibat komunikasi yang buruk para politisinya. Pemilih atau responden rasional memiliki jumlah yang signifikan. Mereka bisa mengontrol naik turunnya pilihan politik untuk mengimbangi kecenderungan massa ideologis.

Pesannya, janganlah menjadi arogan setelah tampil sebagai pemenang tetapi tetaplah rendah hati di depan kritik publik atau media. Apalagi kritik yang relatif objektif dan tidak tendensius.

Prabowo siap maju tapi dukungan semakin kendor

Membaca hubungan antara hasil survei Jokowi-PDIP dengan Prabowo-Gerindra kita seperti dihadapkan pada realitas yang terbalik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun