Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tito Karnavian, Jawaban Jokowi atas Maraknya Korupsi Kepala Daerah

24 Oktober 2019   16:52 Diperbarui: 24 Oktober 2019   17:06 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tito Karnavian saat masih menjadi Kapolri saat menghadap presiden (goriau.com).

Harapan  banyak pihak agar Susi Pudjiastuti dipertahankan dalam kabinet ternyata meleset. Publik merespon dengan ungkapan kecewa  yang berjilid-jilid di media daring. Penggantinya yang berasal dari (mantan) partai oposan kemudian seolah mengiris luka lebih dalam.

Tetapi kesempatan untuk membuktikan harus diberikan, siapa tahu Edhy Prabowo bisa lebih baik. Kalau tidak, politisi Gerindra ini bisa masuk daftar reshuffle pada kesempatan pertama.

Kabinet bukan hanya soal Susi. Mari kita lihat sisi positif Kabinet Indonesia Maju yang diracik Jokowi.

Salah satu terobosan yang dibuat presiden adalah mengangkat Jenderal Tito Karnavian menjadi menteri dalam negeri.

Persoalan yang sedang kita hadapi selain terorisme radikal adalah korupsi yang tidak menyurut di periode pertama pemerintahan Jokowi.

Mendagri ketika itu, Tjahjo Kumolo selalu mengatakan "ini yang terakhir!" saat berbicara soal penangkapan kepala daerah yang terjaring OTT KPK. Tetapi kalimat Tjahjo Kumolo itu nyatanya dikatakan berkali-kali.

Seandainya mendagri terdahulu dikatakan 'gagal' barangkali agak berlebihan. Politisi PDIP tersebut terbukti masih dipertahankan dalam kabinet walau posisinya berbeda.

Di Jakarta, entah berhubungan atau tidak, naiknya Tito direspons Pemprov DKI dengan menyisir anggaran untuk membersihkan duplikasi pengeluaran atau anggaran siluman (kompas.com, 23/10/2019). Sesuatu yang dilakukan Ahok dahulu tetapi tidak terdengar diikuti Anies Baswedan pada dua tahun pertama jabatannya.

Bisa juga karena DPRD Provinsi DKI sendiri saat ini sedang gencar-gencarnya menyorot soal anggaran yang dianggap tidak transparan. Peran TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan) pun tidak luput dikritik  terkait  relevansi dan kontribusinya dalam pembangunan di ibukota.

Tito Karnavian sendiri adalah sosok polisi yang cerdas dan problem solver. Selama menjabat Kapolri, kepercayaan publik terhadap kepolisian berangsur membaik setelah sekian lama terpuruk.

Jokowi kemudian memberikan kesepatan lebih kepada Tito untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam Kabinet Indonesia Maju.

Agenda pemerintah dalam hal pemberantasan korupsi masih jauh dari selesai, meski sudah menggandeng KPK. Perlu pendekatan lain  yang out of the box yang lebih dari sekedar drama OTT. Sudah ratusan episode kepala daerah yang diproses dan mendekam di balik jeruji.

Jika diibaratkan koruptor itu tikus di dalam rumah, maka KPK adalah kucingnya. Semakin banyak tikus diperlukan lebih banyak kucing.

Tetapi pernahkah kita berpikir untuk mencegah agar tidak ada tikus  di dalam rumah? Caranya yaitu dengan dengan memotong jalan tikus dan mengamankan bahan makanan di tempat terkunci. Tanpa akses jalan yang leluasa dan makanan, tikus akan hilang dengan sendirinya.

Hal inilah yang sedang dikerjakan Jokowi. Menggunakan pendekatan lain untuk menghentikan 'pendarahan' uang negara yang tidak berhenti mengucur ke rekening pejabat korup.

Pendekatan sistemik dari sumbernya langsung untuk memotong akses-akses yang biasa dilalui tikus-tikus anggaran.

Keberanian, kecerdasan dan integritas mantan kapolri ini tidak perlu diragukan lagi.  Salah satu rekam jejaknya dahulu adalah membekuk buronan Tommy Soeharto yang sangat licin selama dalam pelariannya.

Kita tunggu solusi apa yang akan dikerjakan Tito Karnavian untuk tidak hanya mencegah korupsi tetapi juga memperbaiki kinerja kepala daerah. Semoga Jokowi tidak keliru memberikan jabatan menteri dalam negeri kepadanya. Selamat bekerja Jenderal Tito Karnavian!***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun